Tabloid-nakita.- Setiap orang punya imajinasi, termasuk anak-anak prasekolah. Imajinasi merupakan sesuatu yang ada di pikiran dan dikembangkan oleh si pemiliknya. Terbentuknya imajinasi biasanya dipengaruhi oleh wawasan dan lingkungan si anak. Anak yang sering dikenalkan pada beragam hal lewat aktivitas, seperti jalan-jalan, bercerita, dan berkomunikasi, akan mempunyai banyak wawasan. Kemampuan anak ini dalam berimajinasi pun akan berkembang.
Selain itu, imajinasinya juga sering terkait dengan hal-hal yang dilihat atau didengarnya. Kalau anak sering diajak menikmati suasana pedesaan, bila disuruh menggambar atau bercerita, pasti tak akan jauh dari gambaran desa yang didapatnya saat berkunjung. Kalau senangnya menonton film-film horor dan selalu dibolehkan oleh orangtuanya, maka imajinasi anak pun cenderung mengarah dan dikait-kaitkan pada hal-hal berbau horor. Saat guru bercerita tentang sebuah rumah, mungkin saja secara spontan anak berkomentar, ” Ih, takut, di situ ada hantunya!”
Bukan cuma dari lingkungan, imajinasi juga bisa muncul dari minat anak. Seperti tadi, kalau si anak suka film-film horor atau berbau mistis, maka imajinasinya takkan jauh dari hal-hal seperti itu. Begitu pun kalau si anak sukanya dengan Barbie atau Thomas and Friends, maka imajinasi dia ketika bermain atau menggambar, semuanya terkait dengan boneka atau kereta api tersebut. Bisa juga kala ada anak yang suka Power Ranger, ketika ayahnya mengajak si anak ke suatu tempat, si anak selalu mengimajinasikan tempat yang akan dituju seolah sarang Power Ranger.Untuk menstimulasi dan mengembangkan imajinasi si prasekolah, selain mengajaknya membuka wawasan lewat jalan-jalan, lakukan juga lewat aktivitas keseharian di rumah. Contohnya, ketika anak menggambar, dorong ia menceritakan apa yang ada di gambarnya. Saat anak bercerita, Papa dan Mama mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Apa pun jawabannya, dalam merespons anak, jangan sampai orangtua mematikan imajinasinya.
Umpama, anak menggambar rumah dengan atap yang berbeda, bukan segitiga melainkan segi empat. Jangan lantas orangtua menyalahkan gambar tersebut, melainkan justru rangsang kreativitasnya bahwa bentuk atap rumah tak selalu segitiga, bisa juga kok segi empat. Jadi, gambar rumah yang diciptakan anak merupakan bentuk yang lain, tidak seperti umumnya. Cara yang dilakukan orangtua ini merupakan hal positif karena memberi pengayaan bagi imajinasi anak.
Sesungguhnya, banyak manfaat bagi anak bila selalu diberi kesempatan dan apresiasi dalam mengembangkan imajinasinya. Antara lain, cara berpikir anak menjadi kreatif, tidak bersikap kaku, bisa fleksibel. Dampaknya dalam kehidupan, ketika menghadapi masalah, ia akan menggunakan kemampuan berpikirnya dengan daya imajinasinya yang tinggi untuk menyelesaikan masalahnya. Semua ini merupakan keterampilan hidup (life skills) yang harus dimiliki anak.Bukalah pintu imajinasi anak seluas-luasnya. Misal, anak hanya menggambar imajinasi tentang mobil saja, maka orangtua dan guru membantu mengembangkan imajinasi si prasekolah. ”Coba, selain ada gambar mobil ini, mobilnya ada di mana ya?” Jadi orangtua/guru memotivasi anak untuk memikirkan dan mengimajinasikan hal lainnya. Tentu saja tak mudah mengubahnya, namun orangtua/guru bisa membantu untuk selalu mengingatkan, menuntun, dan mengembangkannya. Lakukan pembiasaan dengan memberinya beragam tema.
Pada imajinasi anak yang dianggap kurang baik, hanya berkaitan dengan horor atau mistis saja, umpamanya, maka orangtua harus dapat mengubahnya. Mulailah dengan membatasi kesukaan anak nonton film horor. Beri penjelasan mengenai baik dan buruknya, jangan asal main larang. Sebaiknya hindari penggunakan kata larangan. Lakukan hal itu secara bertahap dan perlu kerja sama pula dengan guru di sekolah. Orangtua harus dapat mengubahnya pada hal-hal positif dan lakukan pembiasaan dalam berpikirnya.Selamat mengembangkan imajinasi si prasekolahi!