Tabloid-nakita.com – Menidurkan anak, dan membuatnya terus terlelap, bisa menjadi salah satu tugas paling menantang bagi kebanyakan orangtua. Bahkan orangtua yang anaknya mudah diajak tidur siang atau malam sekali pun ada kalanya mengalami kesulitan. Pada kenyataannya, hampir sepertiga anak mengalami sulit tidur.
Untuk mengetahui penyebab gangguan tidur pada anak, para ahli melakukan sejumlah penelitian. Hasilnya? Cukup mengejutkan karena ternyata banyak anak mengalami susah tidur akibat sejumlah cara keliru yang umum dipraktikkan para orangtua. Apa saja? Melalui seri artikel menidurkan si balita, kami akan memberi tahu Mama dan Papa cara melakukannya;
- Menidurkan tepat waktu (jangan terlalu larut)
Anak-anak balita saat ini, rata-rata, memiliki lebih sedikit waktu tidur dibandingkan orangtua mereka saat masih kecil. Hasilnya, anak-anak harus berjuang untuk bisa tidur lelap, mengalami sejumlah gangguan tidur, bahkan tidur sambil berjalan.
Penyebabnya mungkin karena Mama tidak punya jadwal tidur untuk si kecil, atau pun waktu bersamanya, sehingga setelah seharian bekerja, Mama masih ingin mengajaknya bermain dan membiarkannya tidur lebih larut. Padahal, membiarkan anak-anak tidur terlalu larut hanya akan membuat mereka mengalami keletihan berlebihan. Ketika terlalu letih, mereka akan semakin sulit tidur, tidak bisa tidur dengan lelap, dan bangun terlalu awal, jika dibandingkan dengan anak-anak yang ditidurkan tepat waktu. Selain itu, jadwal sekolah atau kursus yang terlalu padat juga bisa membuat anak Mama mengalami kelelahan dan akhirnya berdampak negatif pada waktu tidurnya.
Apakah Mama pernah atau sering mengalami rentetan kejadian berikut: Ketika semua orang sudah tiba di rumah, Mama dan Papa makan malam bersama, melakukan sejumlah pekerjaan rutin, dan masih banyak lagi hal lainnya, tanpa henti, sehingga tidur tidak lagi menjadi prioritas. Atau Mama mungkin melonggarkan waktu tidur untuk menghindari keributan dengan si kecil sambil berharap ia akan mengantuk sendiri dan jatuh tertidur di larut malam tanpa adanya intervensi. Tapi ini sesungguhnya asumsi yang keliru, karena ketika anak-anak terlalu lelah, mereka malah akan semakin bersemangat dan menolak tidur.
Untuk menidurkan si balita, Mama sebaiknya menetapkan jadwal tidur malam si kecil (dan kalau bisa tidur siangnya juga) dan menerapkannya dengan disiplin. Mama juga tidak perlu menunggu sampai si kecil mengucek-ucek mata, menguap, atau merengek—karena mungkin saja waktu sudah terlalu larut baginya. Cobalah untuk mengajaknya tidur lebih awal. Bahkan 15–20 menit waktu tidur tambahan dapat membuat perbedaan.
Bayi dan anak-anak batita biasanya perlu tidur selama 12 jam di malam hari, sementara anak balita memerlukan 13 jam karena biasanya mereka tidak tidur siang, dan anak yang lebih besar sebaiknya tidur malam selama 10 sampai 11 jam. Untuk memenuhi kebutuhan itu, ada baiknya Mama menetapkan jam berapa mereka harus bangun pada pagi hari lalu melakukan hitungan mundur untuk menentukan jam tidur malamnya.
Masih ada lima tip lain menidurkan si balita. Ikuti terus ya, Mam.