IBU, SOSOK TEPAT AJARKAN EMPATI PADA ANAK

By Aris, Minggu, 4 Januari 2015 | 12:00 WIB
IBU, SOSOK TEPAT AJARKAN EMPATI PADA ANAK (Aris)

Dengan sentuhan emosionalnya, ibu mengajarkan kepada anak bagaimana berempati terhadap orang lain. Tidak heran, ibu adalah sosok tepat ajarkan empati pada anak.

 

Dibandingkan ayah, ibu adalah sosok yang penuh kasih. Kalau ayah lebih kuat dengan pendekatan logis, ibu dikenal dengan pendekatannya yang emosional dan penuh cinta. Jadi, tak salah jika anak belajar segala hal yang bersifat emosional—empati, rasa hormat, kasih sayang, penghargaan terhadap orang lain, dan lain-lain—dari ibunya. Untuk itu, ibu adalah sosok yang tepat ajarkan empati pada anak.

Ibu-lah yang mengajari si kecil bagaimana menghormati orang yang lebih tua. Ketika bertemu orangtua atau orang yang dituakan, Ibu mencium tangan dan meminta anak untuk melakukan hal yang sama, misalnya. Tentu, ini tidak hanya sekadar meminta anak mencium tangan, tetapi dengan penjelasan mengapa ia perlu  melakukan itu.

Atau, ketika anak bertanya mengapa ia harus mencium tangan nenek, Ibu dapat menjelaskan bahwa nenek adalah orang tua di dalam keluarga dan harus dihormati. Sebaiknya gunakan kesempatan anak bertanya tersebut untuk memberi penjelasan yang memadai. Sesibuk apa pun, ketika anak bertanya, Ibu sebaiknya tidak memberi jawaban apa adanya. Misalnya, “Karena nenek adalah orang tua.”

Eksplorasi keingintahuan anak dengan menjelaskan bahwa hal tersebut juga perlu dilakukan kepada orang yang dituakan lainnya. Misalnya, kepada paman atau bibi si anak. Atau kepada orangtua temannya, juga kepada guru di sekolahnya kelak.

Seiring dengan perkembangan kognitifnya, Ibu nantinya dapat menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat kita. Lantas dapat diperluas lagi dengan menjelaskan bagaimana cara menghormati orang tua tanpa mencium tangan, misalnya, dan seterusnya. Tidak salah bila ibu berperan penting dalam ajarkan empati pada anak.

 

MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL

 

Dengan sentuhan emosionalnya, Ibu ajarkan empati pada anak, bagaimana ia berempati terhadap temannya. Misalnya, dengan menjenguk temannya saat sedang sakit. Lily mengatakan, “Saya selalu mengajak Mohan menjenguk temennya yang sakit dengan membawa mainannya, supaya bisa mengajak temannya bermain. Saya katakan kepada Mohan bahwa kalau temannya merasa gembira, ia akan lebih cepat sembuh. Jadi, Mohan belajar bahwa dia bisa menjadi salah satu penyebab temannya cepat sembuh, yaitu dengan membuatnya bahagia.”

Dengan cara yang sama, Ibu juga dapat mengajarkan anak untuk peka ketika temannya sedang bersedih. Misalnya, saat bermain dan temannya terjatuh, Ibu dapat mengajarkan bahwa hal tersebut bukannya untuk ditertawakan. Ajari anak untuk mendatangi temannya yang terjatuh dan memberikan bantuan yang diperlukan. Misalnya, menanyakan bagian mana yang sakit.

Di rumah pun demikian. Misalnya  ketika Ibu pulang kantor dengan kondisi lelah sementara si kecil mengajak bermain, Ibu dapat mengajarkan anak menunda keinginannya untuk memberikan kesempatan Ibu beristirahat.

Demikian juga dengan perilaku positif lain, misalnya memberikan tumpangan kepada teman ketika berkendara.

Hal ini dialami oleh Arin. “Saya sering bepergian berdua saja dengan Raras. Karena rumah kami berada di dalam gang, setiap kali ada tetangga yang juga akan berjalan ke jalan raya, saya selalu menawarkan tumpangan.” Raras yang ketika itu berumur 2,5 tahun selalu bertanya, “Kenapa, Ma?” Arin pun menjelaskan bahwa mereka akan sama-sama ke jalan raya, jadi lebih baik memberikan tumpangan kepada tetangga tersebut di kendaraan mereka. Apalagi kalau hari sedang panas atau sedang turun hujan. Tentunya akan lebih nyaman dan aman apabila mereka sama-sama berkendara. Lama-lama Raras-lah yang kerap mengingatkan ibunya untuk memberi tumpangan kepada tetangga.

 

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SOSIAL

 

Meski belum pandai bicara, si kecil kita adalah pengamat yang luar biasa.  Jangan meremehkan perilaku orangtua sehari-hari, karena si kecil akan dengan mudah menyerap dan mencontoh perilaku tersebut.

Misalnya, ketika ada tamu di rumah yang ingin merokok. Ibu dapat dengan tegas meminta tamu tersebut untuk tidak merokok di rumah. Dalam kaitannya dengan kemampuan sosial, anak akan belajar bersikap asertif. Menolak tidak berarti harus dengan marah-marah, tetapi dapat tetap bersikap tegas dengan menjelaskan alasannya dan meminta pengertian tamu yang ingin merokok tersebut.

Ibu juga dapat mengajarkan anak sikap menghargai orang lain. Misalnya, meskipun memiliki pembantu di rumah, ibu dapat mengajarkan bahwa membereskan mainan adalah juga tanggung jawab anak. Sophie mengatakan bahwa ia mengajarkan Xavier untuk ikut membereskan mainan bersama dengan pengasuhnya. Ini secara tidak langsung ajarkan empati pada anak.

“Hal-hal kecil di rumah, misalnya membereskan mainan atau memasukkan pakaian kotor ke tempatnya, saya ajarkan kepada Xavier dengan memberi contoh langsung,” ujar Sophie. Misalnya, ketika si pengasuh membereskan mainan, Sophie pun ikut membantu, sehingga Xavier pun ikut membereskan mainan. Lama-lama, tanpa Sophie turun tangan, Xavier ikut membantu ketika melihat si pengasuh membereskan mainannya.

Kemampuan sosial juga terasah ketika anak bermain dengan temannya. Ibu dapat mengajarkan untuk berbagi dan bermain bersama, meskipun dalam tahap perkembangannya saat ini, anak belum terlalu memahami artinya. Tetapi Ibu dapat mulai justru dari hal-hal seperti ini. Misalnya ketika anak berebut mainan dengan temannya sehingga si teman menangis. Ibu dapat menjelaskan bahwa teman tersebut sedih karena tidak bisa bermain dan kemudian mengajak keduanya bermain bersama.

 

MENCONTOH IBU

 

Sebagai orang yang paling dekat dengan kehidupan anak, segala perilaku Ibu—disadari atau tidak—akan menjadi panutan. Perilaku yang baik—misalnya suka menolong, menghormati orangtua, atau bertenggang rasa terhadap orang lain—dan perilaku yang buruk—melempar barang ketika marah, memukul, atau berteriak-teriak—akan mendapatkan porsi yang sama dalam pikiran si kecil. Para ibu harus pandai-pandai memilih, perilaku mana yang ia ingin dimiliki si kecil ketika dewasa nanti.

Dengan peran serta Ibu yang lebih mengutamakan kasih sayang dan pendekatan emosional, anak dapat berkembang menjadi pribadi yang lebih peka terhadap sekitarnya. Tidak semua hal di dunia dapat dilihat dari kacamata logis, bukan? Ada kalanya kepekaan hati berperan sama besarnya dalam menjalani hidup.

            Bagaimanapun, kecerdasan emosional dan kemampuan sosial anak memang akan berkembang sejalan dengan lingkungan pergaulannya yang lebih luas. Apakah anak akan menjadi sosok yang egois dan mementingkan diri sendiri? Atau menjadi anak yang santun dan tak ragu menolong orang lain? Setidaknya  di usia yang sangat dini, adalah kesempatan emas bagi para ibu untuk mengajarkan kecerdasan emosional kepada buah hatinya. Tentu, kita tak ingin kesempatan ini terlewatkan, bukan? Selamat ajarkan empati pada anak ya, Bu.

Amanda Setyorini

INFO PRODUK: NUTRISI AGAR ANAK SEHAT DAN BAHAGIA

Agar anak sehat dan bahagia, seimbang antara Intelligence Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ), berikan stimulasi dan nutrisi yang tepat. BEBELAC 3 dan BEBELAC 4 dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan si Kecil, berikut penjelasannya:

  1. BEBELAC 3:

Si Kecil membutuhkan nutrisi penting selama masa pertumbuhannya. Oleh karena itu, hadir Bebelac 3, susu pertumbuhan dengan nutrisi seimbang yang siap mendukung tumbuh-kembang anak Ibu usia 1 – 3 tahun. Nutrisi penting yang terkandung dalam bebelac 3 antara lain:

Minyak Ikan

Bebelac 3 dengan minyak ikan, mengandung asam linoleat sebagai asam lemak esensial.

 

Prebiotik FOS-GOS

Bebelac 3 dilengkapi dengan FOS dan GOS sebagai serat pangan, yang dapat membantu mempertahankan fungsi saluran pencernaan.

Vitamin & Mineral

Bebelac 3 diperkaya dengan 12 vitamin dan 9 mineral untuk mendukung tumbuh-kembang si Kecil secara optimal, termasuk vitamin A, zat besi, zinc, iodium, dan kalsium. Zat besi merupakan komponen hemoglobin dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh. Sedangkan kalsium berperan dalam pembentukan tulang serta mempertahankan kepadatan tulang dan gigi, apabila disertai dengan latihan fisik yang tertaur dan konsumsi gizi yang seimbang.

Bebelac 3 tersedia dalam rasa madu dan vanila yang pasti disukai si Kecil.Karena si Kecil adalah segalanya bagi Ibu, berikanlah segala terbaik untuknya.

  1. BEBELAC 4:

Bebelac 4 hadir sebagai susu pertumbuhan dengan nutrisi seimbang yang siap mendukung tumbuh-kembang anak Ibu usia 3 tahun ke atas. Ada beberapa kandungan nutrisi yang penting buat anak, yaitu:

  • Minyak Ikan

Bebelac 4 dengan minyak ikan, mengandung asam linoleat sebagai asam lemak esensial.

 

  • Prebiotik FOS-GOS

Bebelac 4 dilengkapi dengan FOS dan GOS sebagai serat pangan, yang dapat membantu mempertahankan fungsi saluran pencernaan.

  • Vitamin & Mineral

Bebelac 3 diperkaya dengan 12 vitamin dan 9 mineral untuk mendukung tumbuh-kembang si Kecil secara optimal, termasuk vitamin A, zat besi, zinc, iodium, dan kalsium. Zat besi merupakan komponen hemoglobin dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh. Sedangkan kalsium berperan dalam pembentukan tulang serta mempertahankan kepadatan tulang dan gigi, apabila disertai dengan latihan fisik yang tertaur dan konsumsi gizi yang seimbang.

 

Bebelac 4 tersedia dalam rasa madu, vanila, dan coklat yang pasti disukai si Kecil.