Menyiapkan Perubahan Yang Terjadi (Saat Adik Lahir)

By Santi Hartono, Rabu, 26 November 2014 | 04:00 WIB
Menyiapkan Perubahan Yang Terjadi (Saat Adik Lahir) (Santi Hartono)

Tabloid-Nakita.com – Anak balita umumnya merasa khawatir dengan berbagai perubahan yang mungkin timbul saat adiknya lahir. Apakah mamanya tidak akan lagi menyayanginya? Apakah semua orang hanya akan mencintai si bayi? Agar ia tetap merasa nyaman dan aman, Mama dan Papa sebaiknya menyiapkan perubahan yang terjadi (saat adik lahir). Caranya adalah dengan sebagai berikut:   

Saat membicarakan adik bayi yang akan lahir dengan kakak balita, bicarakanlah ia sebagai seseorang dan biarkan kakak balita mengungkapkan pemikiran dan perasaannya. Mama mungkin juga ingin memberi ia sedikit petunjuk soal bagaimana adik bayi sebenarnya kelak. “Saat baru lahir, Kakak belum akan bisa mengajak adik bayi bermain-main, tapi kita masih bisa kok mencium kakinya atau mengelus tangannya. Adik bayi biasanya kerjanya cuma tidur, menangis, dan minum susu. Kadang adik bayi menangis karena hanya itu cara yang bisa ia lakukan untuk memberi tahu kita apa yang dia butuhkan.” 

     Selain itu, Mama juga bisa mencari waktu santai di sore hari dan menunjukkan ke kakak balita beberapa foto yang menampilkan Mama saat tengah mengandungnya. Dan tentu saja, Mama bisa meneruskannya dengan memperlihatkan foto-fotonya saat ia masih bayi, menceritakan seperti apa dia saat masih menjadi bayi mungil, dan memberi tahunya betapa bahagianya Mama dan Papa saat ia lahir. Hal ini akan membantu kakak balita untuk memahami bahwa dia juga pernah menjadi bayi yang mendapat perhatian istimewa. Ia juga akan bisa mempelajari wujud bayi baru lahir berikut perkembangan-perkembangannya.

     Dalam menyiapkan  perubahan yang terjadi (saat adik lahir),, Mama bisa mengunjungi teman atau saudara yang memiliki bayi juga. Jika anak balita Mama tidak terbiasa melihat Mama menggendong anak lain, dia mungkin akan bereaksi dengan keras pada awalnya. Akan sangat bagus jika Mama bisa menghabiskan sejumlah waktu santai dengan keluarga lain sehingga kakak balita akan terbiasa dengan gagasan bahwa meski mama-papanya menggendong bayi, mereka tetap akan mencintai, menyayangi, dan juga merawatnya dengan sepenuh hati.