Belajar Bahasa Asing

By Santi Hartono, Senin, 24 November 2014 | 06:30 WIB
Belajar Bahasa Asing (Santi Hartono)

Tabloid-Nakita.com - Bahasa asing merupakan “password” untuk masuk ke budaya, ilmu pengetahuan, dan pergaulan di era globalisasi. Namun ada rambu-rambu yang perlu diketahui, sebelum si balita diperkenalkan pada bahasa asing. Apa sajakah itu?

Bahasa ibu nomer satuRambu-rambu yang pertama berkaitan dengan kemampuan kognitif si balita dalam hal menyerap informasi dan berkomunikasi/berbahasa, apakah sejauh ini ia sudah mengerti/memahami akan struktur bahasa ibu. Yang dimaksud bahasa ibu adalah bahasa asli, bahasa pertama yang dipelajari oleh seseorang.    Dalam wikipedia dijelaskan, kepandaian dalam bahasa ibu sangat penting untuk proses belajar berikutnya karena bahasa pertama ini dianggap sebagai dasar cara berpikir seseorang. Kepandaian yang kurang dari bahasa ibu sering kali membuat proses belajar bahasa lain menjadi sulit. Nah, hal-hal itulah yang perlu dijawab orangtua sebelum memperkenalkan bahasa asing pada anak, demi menghindari kemungkinan ia mengalami bingung bahasa. Bingung bahasa pada anak 3—5 tahun juga bisa lantaran mereka belum memiliki kemampuan belajar/mengingat dengan baik.

Lakukan dengan fun Jika si balita sudah memahami dengan baik bahasa ibu, barulah bahasa asing dapat diperkenalkan padanya. Bagaimana cara yang efektif? Perlu diketahui, perolehan bahasa di usia ini sebaiknya diarahkan pada permainan bukan pembelajaran formal.    Anak-anak 3—5 tahun sangat mengandalkan pemakaian indra penglihatan, pendengar, dan peraba. Mereka memiliki energi yang luar biasa besar, tetapi motivasi dan perhatiannya mudah hilang (short attention and memory span). Karena itulah si kecil  tidak dapat diminta duduk manis dan tenang mendengarkan lebih dari 10 menit. Jadi, maksimalkan pengenalan bahasa asing dalam bentuk-bentuk fun, seperti bercerita (story telling), memberi label dan mewarnai, atau melakukan gerakan sesuai yang mereka dengar (nada dan ritme akan menarik). Yang penting, mereka merasakan “dicemplungkan” dalam pemakaian bahasa (language use) bukan dalam suasana “belajar pola atau aturan bahasa”.   Anak juga sebaiknya tidak dipaksa harus mengucapkan atau menuliskan kata/ kalimat. Sebaliknya, ajak mereka mendengarkan dan melihat berbagai penggunaan bahasa dalam bentuk kalimat/kata di dalam cerita atau lagu. Pada usia dini mereka memaksimalkan proses pemahaman (comprehension). Jika mereka dapat ikut bernyanyi, bercerita, mengucapkan kata, dan menulis, semuanya merupakan hasil dari pemahaman itu.

Bahasa yang dikenalkan Tak mudah menentukan belajar bahasa asing mana yang sebaiknya diperkenalkan kepada anak. Namun kalau kita melihat bahasa dari asas manfaat dan pragmatik, bahasa asing yang sebaiknya diperkenalkan adalah bahasa Inggris. Bahasa tersebut merupakan “password” untuk masuk ke budaya, ilmu pengetahuan, teknologi, bisnis, dan pergaulan di era globalisasi. Akses kita untuk masuk ke dunia ilmu atau dunia bisnis serta jejaring sosial sekarang ini sangat ditentukan oleh kemahiran berbahasa Inggris.

 Memilih tempat kursus Boleh-boleh saja si balita dikursuskan bahasa asing, namun tentu kita perlu memilih dan memilah seperti apa tempat kursus yang hendak dituju. Berikut tipnya:* Perhatikan metode yang digunakan, apakah mengasyikkan bagi anak dan membuat anak senang atau jutru sebaliknya.* Sesuaikan dengan program kursus. Anak usia balita mengikuti program yang memang diperuntukkan usia tersebut, bukan didaftarkan untuk kelas usia sekolah.* Ketahui pengajarnya, bagaimana reputasinya, terutama bagaimana metode pengajarannya pada anak-anak.* Jangan semata-mata memasukkan anak pada kursus. Bahasa asing itu pun perlu dikenalkan di rumah, tentu dengan metode yang menyenangkan.