Bila Si Kecil Bersikap Kasar

By Santi Hartono, Selasa, 23 September 2014 | 13:00 WIB
Bila Si Kecil Bersikap Kasar (Santi Hartono)

Tabloid-Nakita.com –  Apakah anak yang disebut kasar tadi melakukannya karena tidak sengaja ataukah memang sikapnya selama ini kasar. Adakah pengaruh dari lingkungan atau pola asuhnya selama ini?

   Apa pun penyebabnya, bila si kecil bersikap kasar, hendaknya orangtua membantu anak mengubah perilaku kasarnya. Jika tidak, maka anak akan belajar hal-hal yang salah. Ia tidak tahu bagaimana sikap-sikap yang baik dan benar yang diharapkan lingkungan. Sehingga lama kelamaan sikap yang kasar tersebut akan menjadi keterusan, menetap, lantas malah sulit untuk mengubahnya di usia selanjutnya. Sedangkan orang yang kerap berperilaku kasar tentunya dianggap pribadi yang tidak menyenangkan sehingga tak disukai dalam kehidupan sosial. Akibatnya, ia akan mengalami kesulitan dalam berteman. 

Maka itu, bila si kecil bersikap kasar, yang dapat ibu lakukan antara lain;-Amati mengapa anak berperilaku seperti itu  Dengan demikian Mama Papa bisa mengetahui penyebabnya. Kemudian  menangani masalahnya dengan melakukan pendekatan pada anak sesuai dengan apa yang menjadi penyebab perilaku si anak tersebut. Kalau karena energinya yang berlebih, ketika anak hendak mendorong, segera tangkap tangannya lalu alihkan pada aktivitas-aktivitas lain yang lebih membutuhkan energi. Misalnya meminta anak berlari menendang bola, bermain lompat trampolin dan sebagainya. -Tumbuhkan rasa empati pada diri anak.    Bisa dilakukan dengan cara mengajak anak bermain role play, misalnya. Buatlah situasi yang sama dengan masalah yang dihadapi anak. Misalnya, Mama menjadi teman dalam bermain bersama anaknya. Kemudian ibu mencoba merebut mainan dari anaknya. Tanyakan bagaimana perasaan anak jika diperlakukan seperti itu. Di sini orangtua bisa menjelaskan pada anaknya bahwa perilaku yang dialami seperti itu tentunya tidak menyenangkan. Maka itu dalam bermain tidak boleh ia bersikap kasar seperti merebut mainan semacam itu.    Selain itu, orangtua juga bisa menumbuhkan empati pada anak dengan mengatakan misalnya, “Mama sedih sekali karena katanya tadi kamu di sekolah sudah mendorong temanmu sampai jatuh. Kasih sekali temanmu, kakinya sampai sakit. Kamu tidak sedih melihat temannya menangis?”- Beritahu cara bersikap yang baik    Arahkan anak pada perilaku-perilaku yang bersifat positif. Mama Papa harus mendorong anak pada hal-hal yang positif seperti mau berbagi, tidak memukul teman, dan lain-lain..- Berikan contoh yang baik   Dari lingkungan dan media massa, khususnya televisi, anak bisa meniru perilaku dan kata-kata kasar. Maka itu, Mama Papa harus membentengi si anak dengan memberikan contoh-contoh positif dari perilaku Mama Papa sendiri. Juga membatasi tontonan anak hanya pada program-program yang mengandung nilai-nilai positif seperti berbagi, kasih sayang terhadap orang lain, menghargai, dan sebagainya.- Kerja sama dengan guru di sekolah   Selain peran Mama Papa dalam mengubah perilaku kasar anak, peran guru di sekolah juga penting membantu anak mengurangi perilaku kasarnya. Mungkin si anak yang sikapnya kasar bisa diberi tanggung jawab, misalnya minta ia untuk menjadi ketua kelompok. Beri ia tanggung jawab untuk menjadi contoh yang baik buat teman-teman di kelasnya atau melaporkan bila ada anak-anak yang sikapnya kasar. Lakukan dengan berbagai cara lewat pembelajaran sehari-hari yang dilakukan di sekolah.- Jangan pernah melabel anak   Bila lingkungan kemudian melabel anak karena perilaku kasarnya maka lama kelamaan label tersebut akan melekat pada diri si anak. Dalam psikologi dikatakan bahwa dengan melabel anak maka anak akan terinernalisasi dalam dirinya untuk bersikap dan berperilaku seperti apa yang dilabelkan oleh lingkungannya. Jika kemudian anak dilabel anak kasar maka dia akan menerima label itu dan merasa memang begitulah dirinya.- Beri pujian atas perilaku anak yang positif    Jangan lupa untuk selalu memberi pujian atas sikap positif yang sudah dilakukan oleh anak. Pujian dapat membuat anak merasa senang dan dia akan mengulangi kembali sikap-sikap positif untuk dilakukannya.