TabloidNakita.com - Pengenalan gender pada anak perlu dilakukan hati-hati, jangan sampai anak salah memahami, salah satunya laki-laki tidak boleh menangis. Begini, sepertinya di mana saja terdapat hukum tidak tertulis soal benjol dan memar: anak-anak perempuan akan menerima simpati dan hiburan sementara anak laki-laki diminta untuk kuat menerimanya. Anakperempuan boleh menangis sedangkan anak laki-laki tidak boleh menangis. Dewasa ini banyak orangtua yang mendorong putra-putri mereka untuk mengekspresikan emosi mereka, tapi mengubah pola pikir bukanlah hal yang mudah terlebih jika Mama tidak terbiasa melakukannya.
Yang harus diingat saat kenalkan gender pada anak, Mama tidak mungkin bisa mengontrol situasi yang dihadapi anak Mama di luar rumah. Di taman bermain, misalnya, aturan lama umumnya masih berlaku.
Menghalangi anak laki-laki memperlihatkan emosi bisa jadi menimbulkan dampak yang kurang baik baginya. Anak laki-laki yang dibesarkan dengan pendekatan semacam ini mungkin saja akan terbiasa untuk menekan emosi dan kebiasaan itu kelak akan terus terbawa hingga ia dewasa. Ini tidak baik bagi kesehatan mentalnya. Jadi biarkan saja anak laki-laki menangis, biarkan ia meluapkan emosinya. Pengenalan gender seperti ini perlu ditekankan.
Jika Mama ingin laki-laki kecil Mama tumbuh dengan merasa nyaman atas emosinya, usahakan Mama merespon air matanya seperti cara Mama melakukannya kepada gadis kecil Mama. Jadi anak laki-laki boleh menangis.