TabloidNakita.com - Saat kakak adik berkonflik, orangtua kadang harus turun tangan untuk menyelesaikan. Saat itu, orangtua harus bijak atasi pertengkaran kakak adik. Apa sajakah yang perlu dilakukan orangtua saat kakak adik bertengkar, berikut di antaranya:
- Minta mereka untuk duduk tenang. Beri kesempatan pada mereka untuk meredakan emosinya. Lalu, tanyakan pada mereka, "Apa yang terjadi?" dan "Mengapa itu terjadi?" Sedapat mungkin jangan memvonis sembarangan, alias bijak atasi pertengkaran kakak adik
- Minta mereka untuk memutuskan siapa yang akan bicara duluan. Jangan minta si kakak yang bicara duluan. Nanti si adik akan merasa, "Mentang-mentang dia kakak, dia yang harus duluan." Atau sebaliknya, si kakak akan merasa, Mentang-mentang dia lebih kecil, saya yang harus mengalah." Bijak atasi pertengkaran kakak adik artinya tidak memihak saat terjadi pertengkaran.
- Jangan izinkan si kakak memotong pembicaraan kala adiknya sedang bicara. Begitupun sebaliknya. Masing-masing harus belajar menjadi pendengar yang baik.
- Orang tua pun tak boleh memotong pembicaraan mereka. Yang boleh dilakukan hanya mengingatkan dengan suara lembut, agar mereka menjaga nada dan volume suara setiap kali mulai melibatkan emosinya.
- Bantu mereka memperhatikan atau mencatat setiap pokok-pokok pertengkaran, agar mereka tak saling menyalahkan.
- Selanjutnya, minta masing-masing untuk mengemukan apa yang ia inginkan dan tidak. Ini untuk membantu mereka melakukan pemecahan konflik. Ini bijak atasi pertengkaran kakak adik
- Kemudian dorong mereka untuk memilih suatu pemecahan yang mereka anggap terbaik bagi mereka. Lakukan dengan cara kompromi.
- Bila sudah dicapai kata sepakat, bantu mereka untuk menerima hal itu dengan jiwa besar. Minta mereka untuk saling memaafkan dan berpelukan, tapi biarkan mereka melakukannya secara spontan.
Langkah-langkah di atas merupakan cara bijak atasi pertengkaran kakak adik
JANGAN AMBIL JALAN PINTAS ATASI PERTENGKARAN KAKAK ADIK
Orangtua jangan langsung cari gampangnya dengan menyita benda yang dianggap sebagai biang kerok, misalnya. "Kalau kalian bertengkar gara-gara boneka ini, lebih baik Ibu ambil aja. Enggak usah ada yang dapat, deh!" Jalan pintas semacam ini justru dirasa membingungkan sekaligus melecehkan harga diri anak yang sudah diserahi kepemilikan benda tersebut. "Lo, gimana, sih, katanya Ibu belikan buat aku. Kok, sekarang dirampas begitu aja?" Itu bukan cara bijak atasi pertengkaran kakak adik
Jangan pula memaksa anak menghentikan pertengkaran begitu saja tanpa kesediaan orangtua menggali proses terjadinya pertengkaran tersebut, semisal, "Ayo, semua masuk kamar masing-masing!" Padahal kalau ditilik lagi, ini cuma demi kepentingan orangtua yang tak mau repot, juga tidak bijak atasi pertengkaran kakak adik.