Dampak Negatif Bila Orangtua Membanding-bandingkan Anak

By Ipoel , Minggu, 29 Juni 2014 | 12:00 WIB
Dampak Negatif Bila Orangtua Membanding-bandingkan Anak (Ipoel )

TabloidNakita.com - Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan. Tugas orangtua adalah memaksimalkan kelebihan setiap anak dan meminimalkan kekurangannya, bukan malah membanding-bandingkannya. Berikut dampak negatif bila orangtua membanding-bandingkan anak:

MEMBANDING-BANDINGKAN ANAK MERUSAK PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN

Dampak negatif bila orangtua membanding-bandingkan anak adalah anak akan merasa harga dirinya hancur, ia pun akan kehilangan rasa percaya pada orangtuanya. Selain itu, ia juga merasa terabaikan dan tumbuh menjadi pribadi yang selalu ragu-ragu karena ia menganggap apa yang dilakukannya tidak sebaik adik/kakak/temannya. Apalagi jika pembandingan kerap dilakukan, ia akan semakin memvonis dirinya seperti apa yang dituduhkan, lebih jelek, bodoh, payah, dibandingkan adik/kakak/temannya.

 

SOMBONG & CEPAT PUAS DIRI

Dampak negatif bila orangtua membanding-bandingkan anak terjadi pada anak yang jadi bahan pembanding. Pada anak yang jadi bahan pembanding akan muncul dampak buruk yang tak kalah membahayakan. Ia bisa saja tumbuh jadi anak sombong, cepat puas diri, selalu merasa diri sempurna, hingga sering kali salah arah. Selain, karena ia selalu dianggap baik, bukan tak mungkin saat berperilaku buruk pun tetap dianggap baik, hingga ia jadi tak belajar untuk menyadari kapan ia berbuat salah.

 Padahal, anak harusnya belajar, di antara kebaikan-kebaikan yang dipersepsikan orangtuanya, pasti juga ada keburukan dan ia pernah "terpeleset" atau berbuat salah. Pembandingan yang selalu membenarkan perilaku anak juga dapat memicu anak untuk tak belajar berempati pada orang lain, termasuk belajar memahami ada orang yang salah. Jika terus-menerus demikian,  bisa saja kelak membuat anak tak pernah mendengarkan orang lain karena ia merasa yang paling benar.

 

PERSAINGAN TAK SEHAT

Parahnya lagi, dampak negatif bila orangtua membanding-bandingkan anak bisa memunculkan persaingan tak sehat di antara adik dan kakak. Ini karena yang satu dipuja-puja sementara yang satunya selalu disalahkan. Tak mustahil yang “terkalahkan” berusaha untuk mencari cara demi menyingkirkan atau menyakiti saudaranya yang menjadi saingannya itu. Tentu hal ini akan merusak hubungan dalam keluarga.