Perkembangan Emosi Anak

By Ipoel , Selasa, 24 Juni 2014 | 08:00 WIB
Perkembangan Emosi Anak (Ipoel )

TabloidNakita.com - Belajar dari pengalaman, emosi anak terus berkembang dari ia lahir hingga besar. Berikut perkembangan emosi anak:

PERKEMBANGAN EMOSI: KEMAMPUAN MENGOLAH PIKIRAN & DORONGAN HATI

Banyak orang mengira, emosi itu berlawanan dengan kognisi/pemikiran. Padahal emosi sendiri sebenarnya merupakan hasil dari interpretasi kognitif atas kejadian yang kita alami. Misal, adik melihat bunda memberikan potongan kue yang lebih besar kepada kakak. Bila adik menginterpretasikan, kue yang lebih besar karena bunda lebih sayang pada kakak daripada dirinya (bunda pilih kasih), maka adik dapat merasa cemburu atau marah. Namun bila adik menginterpretasikan bahwa kakak lapar sehingga ingin makan kue lebih banyak, maka adik tidak cemburu/marah. Itulah perkembangan emosi anak.

Dengan kata lain, kemampuan menampilkan emosi dengan tepat merupakan kemampuan dalam mengolah pikiran dan dorongan hatinya. Adapun yang disebut emosi adalah sayang/cinta dan benci, bahagia dan menderita, kebanggaan, kecemasan dan kemarahan, rasa bersalah dan malu, cemburu dan simpati, ketakutan, yang kesemuanya itu tampil dari dalam diri seseorang.

PERKEMBANGAN EMOSI ANAK: BELAJAR DARI PENGALAMAN

Perkembangan emosi anak dimulai sejak anak lahir terus hingga ia besar. Anak mengembangkan emosinya melalui pengalaman yang didapat dari berinteraksi dengan orang di sekitar dan lingkungannya. Pada masa balita, umumnya perbendaharaan emosi yang dimiliki anak sama seperti emosi yang ada pada orang dewasa. Tentunya, anak membutuhkan proses belajar untuk mengenal emosi yang berbeda-beda. Ia tak dapat merasakan ketakutan atau rasa bersalah sebelum ia mempelajari arti adanya kekerasan atau kebenaran. Demikian juga dengan rasa sedih atau depresi, sebelum ia mengetahui arti kehilangan cinta dan kegagalan.Jadi, anak perlu mengalami dan merasakan terlebih dahulu, barulah ia bisa memahami emosi tersebut. Perkembangan emosi anak memerlukan proses.

 PERKEMBANGAN EMOSI ANAK BAIK,  JADI PERCAYA DIRI 

Jika ekspresi emosinya terlihat berlebihan, berilah arahan. Bantu anak mengenali perasaannya dan berlatih menampilkan emosi yang tepat. Beri pujian jika ia berhasil menampilkan emosi dengan cara yang baik. Jika anak diberikan kesempatan untuk mengungkapkan emosinya dengan baik, kelak ia akan lebih mudah diterima oleh lingkungan. Sebab, ia dapat mengontrol emosinya, tidak meledak-ledak, sehingga dapat mengungkapkan perasaan dan keinginannya melalui kata-kata dengan baik. Kemampuan ini juga membuatnya lebih mudah dalam memahami perasaan orang lain dan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dengan begitu, anak tumbuh menjadi manusia yang memiliki rasa percaya diri tinggi. Dengan begitu, perkembangan emosi anak pun berlangsung dengan baik.