Pemeriksaan untuk Calon Ayah

By Faras, Minggu, 22 Juni 2014 | 12:00 WIB
Pemeriksaan untuk Calon Ayah (Faras)

Pemeriksaan sebelum kehamilan (pemeriksaan prahamil) bermanfaat untuk memeriksa semua penyakit menular dari pihak laki-laki dan perempuan, termasuk penyakit yang ditularkan lewat hubungan seks (PMS atau Penyakit Menular Seksual). Umumnya, penyakit menular yang dicek adalah hepatitis B dan TB (Tuberkulosis). Selain itu, dari pemeriksaan prahamil juga dapat diketahui, adakah kondisi yang dapat menganggu kehamilan sehingga mengakibatkan janin cacat atau tertular penyakit.

Pemeriksaan prahamil dapat dilakukan kurang lebih 3—6 bulan sebelum kehamilan. Pertimbangannya, bila perlu melakukan terapi atau pengobatan dapat dipersiapkan jauh hari sebelum kehamilan.

 

Berikut pemeriksaan lain yang harus diijalani calon ayah:

  1. 1.  Pemeriksaan terhadap kemungkinan adanya infeksi virus hepatitis B dan C serta HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Virus ini dapat menular melalui hubungan seksual. Bila pasangan (istri) sudah tertular dapat berdampak kepada janin yang dikandungnya. Untuk itu, penting dilakukan pemeriksaan sebelum terjadi kehamilan.

  1. 2.  Pemeriksaan organ reproduksi.

Umumnya peme­riksaan organ reproduksi pria dilakukan oleh androlog atau urolog. Dokter akan mengamati kondisi saluran sperma, kondisi testis, dan ada-tidaknya ganggu­an seperti varikokel (varises di buah zakar), testis tidak turun, ejakulasi balik, sumbatan di epididimis atau saluran ejakulasi, dan lubang kencing yang salah tempat (hypo-epispadia). Dokter juga akan melihat kemungkinan adanya kesu­litan ereksi atau ketidaknormalan penis.

  1. 3.  Pemeriksaan sperma dan hormon.

Pemeriksaan sperma dan hormon umumnya juga dilakukan oleh androlog. Melalui pemeriksaan atau analisis sperma ini dapat diketahui bentuk dan gerakan sperma yang sekiranya tidak sempurna, konsentrasi sperma (normalnya, konsentrasi sperma adalah 20 juta sel/ml), ada-tidaknya semen (cairan yang mengantarkan sperma dari penis menuju vagina). Sedangkan pemeriksaan hormone, yaitu hormon testoteron, penting dilakukan karena dapat memengaruhi kemampuan testis dalam memproduksi sel sperma.