TabloidNakita.com- Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk cek masa subur. Salah satunya adalah dengan mengukur dan mencatat perubahan suhu basal tubuh. Berikut beberapa hal yang paling sering ditanyakan calon ibu mengenai suhu basal tubuh dan apa hubungannya dengan ovulasi.
Apa itu suhu basal tubuh?
Suhu basal tubuh adalah suhu tubuh Anda di pagi hari sebelum bangun dari tempat tidur dan beraktivitas. Biasanya, perubahan suhu basal tubuh akan terjadi sekitar 12 sampai 24 jam setelah ovulasi atau masa subur berlangsung. Inilah mengapa pengukuran suhu basal tubuh bukan untuk menentukan kapan Anda harus melakukan hubungan seks, tapi untuk memberi tahu Anda bahwa ovulasi itu telah terjadi. Banyak dokter ahli kandungan menyarankan pasien untuk mengukur suhu basal tubuh ketika mereka mencoba untuk hamil. Tujuannya, agar Anda bisa mengetahui apakah ovulasi berlangsung normal atau tidak. Bila Anda melakukan pencatatan secara rutin dan teratur, dokter bisa segera mengidentifikasi dan mencoba mengatasi masalah ovulasi atau masa subur secepat mungkin.
Bagaimana pengukuran suhu basal tubuh ini dapat mendeteksi ovulasi?
Normalnya, suhu tubuh perempuan saat tidak berovulasi adalah 35,5ºC sampai 36ºC, tergantung pada individu dan suhu tempat tinggalnya. Setelah telur dilepaskan oleh indung telur (ovarium) rata-rata perempuan akan mengalami kenaikan suhu basal tubuh sekitar 0,5ºC. Mengapa? Karena setelah ovulasi (peristiwa pelepasan telur oleh indung telur yang merupakan masa subur), indung telur mengeluarkan hormon progesteron. Hormon ini memanaskan segalanya di tubuh Anda dan bekerja penuh mempersiapkan lapisan rahim untuk kemungkinan kehamilan. Suhu basal tubuh Anda akan terus naik dan meningkat lagi sekitar 0,5ºC sampai tepat sebelum menstruasi, lalu akhirnya kembali normal. Bila hamil, suhu tubuh Anda akan tetap tinggi sampai melalui trimester pertama. Bila suhu tubuh tidak mengikuti pola perubahan ini, ada kemungkinan Anda mengalami masalah ovulasi atau masa subur.
Bagaimana teknik pengukurannya?
Pertama, karena perbedaan temperatur tubuh saat ovulasi atau masa subur sangat kecil, Anda perlu melakukan pengukuran dengan termometer spesial suhu basal tubuh. Termometer suhu basal tubuh mencatat kenaikan suhu lebih akurat ketimbang termometer biasa. Anda bisa memilih termometer jenis merkuri atau digital. Termometer suhu basal tubuh jenis merkuri bentuknya mirip termometer pengukur demam, hanya saja jarak antara derajat lebih besar dan lebih mudah dibaca. Termometer jenis ini bisa digunakan di mulut atau di dubur. Termometer suhu basal tubuh digital juga mirip termometer pengukur demam digital. Biasanya digunakan di mulut saja. Kedua, siapkan diagram grafik yang bisa Anda dapatkan dari dokter ahli kandungan atau dibuat sendiri.
Untuk membuat grafik perubahan suhu yang akurat, Anda harus mengukur temperatur tubuh sesaat setelah bangun tidur di pagi hari dan sebisa mungkin pengukuran suhu basal tubuh dilakukan di waktu yang sama. Caranya: Letakkan temperatur suhu basal tubuh di samping tempat tidur. Lakukan pengukuran sebelum Anda beranjak dari tempat tidur, berbicara, makan, minum, atau berhubungan seks. Termometer suhu basal tubuh harus dimasukkan ke mulut atau dubur selama lima menit penuh. Hasil pengukuran lalu dicatat dalam lembar grafik suhu basal tubuh dengan jarak suhu 0,1ºC, setiap hari (grafik bisa dibuat di atas kertas millimeter blok). Grafik ini akan memberikan Anda pola perubahan suhu tubuh saat siklus menstruasi dan masa subur. Setiap orang polanya berbeda-beda: Ada yang mengalami lonjakan suhu secara tiba-tiba, ada yang naik secara bertahap. Pola ini kadang bervariasi dari siklus ke siklus.
Apa tanda bahwa ovulasi telah terjadi?
Apabila suhu tubuh meningkat lebih tinggi daripada suhu yang tercatat selama enam hari sebelumnya. Suhu tubuh akan tetap berada pada level ini atau mungkin mengalami kenaikan lagi selama tiga hari. Jika melalui tahap ini, bisa dikatakan ovulasi telah terjadi. Umumnya, Anda akan mencapai suhu terendah saat ovulasi atau masa subur dan akan mengalami kenaikan suhu sebesar 1ºC setelah ovulasi. Lakukan pencatatan suhu basal tubuh selama beberapa bulan. Bila Anda tidak menemukan adanya kenaikan suhu ovulasi atau masa subur setelah beberapa siklus, temui dokter untuk melakukan tes darah.
Apa yang memengaruhi keakuratan pengukuran?
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi suhu tubuh dan akhirnya memengaruhi keakuratan pencatatan, antara lain:
- Kurang tidur atau tidur terganggu
- Bangun di jam yang berbeda
- Sakit atau kelelahan
- Kondisi emosi yang tidak stabil
- Merokok
- Konsumsi alkohol
Deasy Christina Siallagan