TabloidNakita.com - Bagaimana penanganan diare kala hamil, berikut di antaranya. Penyebab diare kala hamil: Konsumsi makanan tidak sehat atau terlalu pedas dapat menyebabkan diare kala hamil.Penanganan diare kala hamil: Diare karena makanan akan berhenti sendiri tanpa perlu diobati secara khusus. Khususnya bila frekuensinya tak terlalu sering dan jumlahnya pun tak terlalu banyak. Yang perlu diwaspadai saat diare kala hamil: Jika frekuensi diare kala hamil lebih dari 4 kali sehari dan jumlahnya relatif banyak. Terlebih jika disertai demam, keluar lendir atau malah bercampur darah akibat serangan disentri amuba dan basiler. Pun bila dibarengi muntah karena berarti semakin banyak cairan dan elektrolit yang terbuang. Begitu pula jika ada gejala dehidrasi. Di antaranya rasa haus yang luar biasa dan terus-menerus, suara jadi parau, badan lemas, plus kejang otot/kram. Elastisitas kulit pun jauh berkurang, hingga bila dicubit tak segera kembali. Kaki dan tangan dingin, sementara jari-jemari terlihat keriput seperti habis berendam berjam-jam. Tak jarang disertai gangguan kesadaran. Ini berarti sudah dehidrasi berat, hingga upaya yang diberikan nyaris tak berarti. Harusnya, sebelum terjadi sejauh itu, segera ke rumah sakit untuk mendapat perawatan dokter. Pemberian obat-obatan pada kasus diare kala hamil harus dilakukan sepengetahuan dokter. Jangan pernah mengobati diri sendiri dengan minum obat diare yang banyak dijual bebas. Upaya pencegahan diare kala hamil dilakukan dengan pola hidup sehat. Santaplah makanan yang bersih dan terolah baik. Hindari makanan mentah yang kemungkinan besar mengandung telur cacing atau kuman lain yang membahayakan. Jika ibu hamil senang lalapan, cuci sayur dengan air bersih yang mengalir lalu rendam dalam air garam untuk mematikan telur cacing.Dampak diare kala hamil pada kehamilan dan janin: Bila tidak diatasi, gangguan elektrolit akibat diare kala hamil pada trimester berapa pun, akan berdampak pada janin. Kalau sampai tekanan darah turun, misalnya, maka aliran darah ke janin juga terganggu. Sementara dampak diare akibat tipus malah lebih membahayakan janin karena ada racun endotoksin yang dikeluarkan, meski boleh jadi gangguan diarenya terkesan ringan. Tentu saja kondisi ibu maupun janinnya juga ikut menentukan. Artinya, makin berat keluhan diare dan gejala dehidrasinya, kian buruk pula dampaknya pada janin. Sebaliknya, kian kecil usia janin, kian besar bahaya yang mengancamnya dibanding jika sudah memasuki usia matang. Meski pada kehamilan usia berapa pun, diare kala hamil bisa menjadi pemicu keguguran atau lahir prematur.