Alergi adalah gangguan bawaan atau sifat yang diturunkan. Alhasil, yang bisa dilakukan adalah menjaga agar tak terjadi serangan alergi. Berikut beberapa alergi yang dapat dialami ibu hamil: * Rhinitis alergika Gejalanya berupa pilek, terutama kala pagi hari. Bisa juga terjadi kala ada bahan pencetus alergi yang terhirup. Rhinitis alergika relatif tak memberi gangguan pada janin, melainkan hanya memberi rasa tak nyaman pada sang ibu. Manifestasi klinisnya juga tak disertai gejala demam. Namun demikian, penanganan alergi selama kehamilan ini pun memerlukan perhatian khusus. Untuk itu, ibu hamil ada baiknya menghindari pencetus yang dapat memicu alergi ini. * Serangan asma Ditandai dengan terjadinya sesak napas, khususnya kesulitan dalam mengeluarkan napas. Ini terjadi karena ada reaksi alergi dalam saluran napas, sehingga mengakibatkan terjadinya penyempitan saluran napas. Serangan asma bisa terjadi bila penderitanya terpapar pencetus serangan alergi, seperti debu, udara dingin, atau sebab lainnya. Untuk menanganinya, yang terpenting adalah menjaga agar serangan asma tak terjadi. Penderita asma harus mengenal betul faktor pencetusnya. Jika ibu menjaga diri agar asmanya tak kambuh, kehamilan akan berjalan normal. Bayi pun akan mendapat pasokan oksigen yang memadai. Jika asma kambuh, segera berobat ke dokter dan minum obat-obatan yang diberikan agar tak sampai mengganggu perkembangan janin. Sampai saat ini, berbagai obat asma yang banyak digunakan tampaknya aman dan tak memberikan dampak negatif pada bayi. Untuk mengurangi sesak napas saat kandungan sudah besar, gunakan bantal dengan posisi meninggi – minimal 30 derajat – kala tidur. Rajinlah melakukan latihan pernapasan untuk mencukupi kadar oksigen dalam darah dengan cara jalan pagi, misalnya. Asma yang tak terkontrol pada ibu hamil dapat membahayakan karena menyebabkan berbagai komplikasi. Baik bagi ibu maupun janinnya. Suplai oksigen yang diperlukan tubuh akan terganggu. * Alergi makanan Manifestasinya berupa kemerahan dan gatal-gatal pada tubuh. Sampai saat ini belum banyak diketahui bagaimana dampaknya secara pasti terhadap janin. Dalam hal pengobatan, bisa digunakan antihistamin dan bila diperlukan dapat ditambahkan pula kortikosteroid. Namun, demi keamanan ibu dan janin, selalu konsultasikan ke dokter. Selain itu, saat hamil sebaiknya menghindari makanan yang dapat mencetuskan alergi.