Bedrest Bagi Ibu Berpenyakit Jantung

By Faras, Jumat, 13 Juni 2014 | 01:00 WIB
Bedrest Bagi Ibu Berpenyakit Jantung (Faras)

Agar Penyakit Jantung Tak Bertambah Parah    Selain agar penyakit jantung tak bertambah parah, pada usia kehamilan 37 minggu ini bisa saja terjadi persalinan. Padahal, proses persalinan bagi ibu pengidap kelainan jantung cukup berisiko, terutama saat mengejan. Bayi Dilahirkan dengan Bantuan Forseps/VakumBiasanya bayi akan dilahirkan dengan bantuan ekstraksi forseps/vakum, agar si ibu dengan penyakit jantung tidak mengejan terlalu lama. Atau bila kelainan jantungnya berat yang tak membolehkan si ibu mengejan, maka persalinan dilakukan dengan bedah sesar. Selain itu, selama persalinan, ibu akan diberi oksigen dan obat penahan nyeri untuk menekan peningkatan curah jantung. Dokter juga akan terus memantau denyut nadi, tekanan darah, frekuensi pernapasan, dan suhu tubuh ibu secara saksama.Pendek kata, persalinan dilakukan dengan pengawasan superketat, termasuk pendampingan oleh dokter spesialis jantung. Usai persalinan pun, terutama pada dua jam pertama pascapersalinan, si ibu masih dalam pengawasan ekstraketat karena berkemungkinan menghadapi perdarahan dan serangan jantung. Biasanya pengawasan ekstraketat ini dilakukan sampai 14 jam pascapersalinan. Seusai Melahirkan Tetap WaspadaNamun kewaspadaan tetap diperlukan sampai hari ke-5 atau ke-6 pascapersalinan, karena bisa terjadi perubahan pembuluh darah yang mengakibatkan serangan jantung. Itulah mengapa, usai melahirkan, ibu dengan penyakit jantung dianjurkan harus banyak istirahat, tak boleh sering-sering turun dari tempat tidur maupun menerima tamu terlalu banyak.