TabloidNakita.com - Mengejan, sebuah ”ilmu” yang wajib dikuasai ibu hamil sebelum bersalin. Teknik mengejan yang benar akan melancarkan persalinan. Sebaliknya, ketidaktepatan mengejan dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan, seperti pecahnya pembuluh darah di mata yang dapat mengganggu kesempurnaan penglihatan. Selain itu, kelahiran bayi akan dibantu dengan alat vakum atau forsep jika ibu sampai kehabisan tenaga lantaran mengejan yang salah.
Mengejan sebenarnya reaksi tidak sadar terhadap tekanan bayi pada dasar panggul. Ketika janin menekan dan bergerak di dalam panggul akan menciptakan refleks pada diri ibu untuk meregang. Inilah karakteristik dari keinginan mengejan. Pada ibu yang pertama kali akan melahirkan, tanda yang dirasa mirip dengan keinginan untuk buang air besar ini membuat mereka secara refleks akan mengejan.
SPONTAN DAN TERPIMPIN
Sebenarnya ada dua jenis pengejanan yang bisa dilakukan ibu, yakni pengejanan dengan dorongan spontan dan mendorong terpimpin.
* Dorongan Spontan
Dorongan spontan didasari oleh respons terhadap kontraksi pada sensasi yang kita rasakan. Misalnya, merasakan desakan-desakan yang kuat dan tidak tertahankan untuk mengejan di setiap kontraksi.
Jika belum pembukaan lengkap, ibu diminta untuk tidak langsung mengejan tetapi atur pernapasan. Jika pembukaan sudah lengkap, ditandai dengan desakan yang sangat kuat dan tubuh janin mulai mendorong ke bawah, mengejanlah dengan sekuat tenaga. Berisitirahatlah sejenak untuk mengumpulkan tenaga dan melanjutkan pengejanan kembali.
Pengejanan dengan dorongan spontan hanya direkomendasikan pada persalinan normal yang tidak dilakukan pembiusan. Jika dilakukan pembiusan, sulit menggunakan teknik ini, karena efek bius menghilangkan sensasi mengejan yang membuat ibu tak mampu mendorong secara efektif.
* Mendorong Terpimpin
Teknik mendorong terpimpin digunakan jika ibu tidak merasakan kontraksi karena pembiusan; tidak mengalami desakan untuk mengejan sesudah 20 atau 30 menit berlalu; dan sudah berganti posisi seperti, jongkok, duduk, atau merangkak. Ibu akan dipandu oleh dokter/bidan, perawat, ataupun pasangan tentang kapan, seberapa lama, dan seberapa kuat mengejan.
Yang dilakukan biasanya, ibu diminta tarik napas 2—3 kali saat kontraksi dimulai, lalu ambil posisi tepat, merelakskan otot-otot dasar panggul, kemudian dorong ke bawah selama 5 sampai 7 detik. Selanjutnya ibu diminta mengeluarkan napas dengan cepat dan tarik napas kembali. Hal ini dilakukan sampai kontraksi mereda sejenak. Jika kepala bayi sudah muncul, pengejanan diminta dihentikan.