Nakita.id - Libur berhubungan intim saat hamil? Ternyata, baik sedang hamil atau tidak, seks merupakan salah satu bagian penting sebagai ungkapan sayang, aman, kebersamaan, dan kedekatan antara suami-istri.
Tak heran, hubungan intim merupakan salah satu kunci untuk memelihara, bahkan meningkatkan keharmonisan hubungan suami-istri. Ibarat masakan, berhubungan seks adalah bumbunya. Tak sedap rasanya jika dalam rumah tangga tanpa berhubungan intim.
Apalagi ketika hamil, libido ibu tak hilang sama sekali, terkadang malah memuncak. Demikian pula dengan suami yang hampir mustahil bisa menekan libido hingga 9 bulan lebih.
Baik istri maupun suami tetap butuh penyaluran yang baik karena seks merupakan kebutuhan biologis setiap manusia. Jika keduanya menginginkan berhubungan intim, ya lakukan saja. Tak perlu ditahan karena takut berakibat buruk pada janin.
Abaikan mitos yang beredar seperti cairan sperma yang katanya dapat mengganggu pertumbuhan janin, kuman-kuman di daerah vagina yang bisa masuk ke tubuh janin, tabu karena janin bisa merasakan aktivitas seksual, dan lainnya.
Semua itu mitos yang perlu diluruskan. Selama kondisi kehamilan ibu sehat, hubungan seksual tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kesehatan janin.
Hanya saja, ada beberapa rambu yang perlu diperhatikan oleh pasangan.
• Perhatikan kondisi ibu hamil.
Kondisi ibu kadang tak seperti sebelum hamil yang lebih bugar, semangat, dan sangat gairah. Emosi ibu hamil mudah berubah, kadang good mood, tapi juga kadang bad mood.
Di trimester awal, ketika sistem hormonal tubuh sedang menyesuaikan dengan kehamilan, ibu kerap mengalami mual-muntah yang membuat libidonya menurun, mudah marah, tersinggung, malas, sehingga membuatnya tak bersemangat berhubungan intim.
Tetapi, libido ibu juga bisa meningkat tajam. Demikian pula di trimester akhir, tubuh ibu yang mudah pegal, sulit bergerak bebas, juga kerap membuatnya tak bersemangat saat berhubungan intim.
Selain itu, fluktuasi hormonal membuat ibu mudah lelah, sehingga menyebabkan libidonya menurun. Ditambah lagi, saat hamil terjadi peningkatan aliran darah ke payudara yang membuat payudara terasa nyeri atau tak nyaman bila disentuh atau diraba.
Semua kondisi itu sebaiknya dikomunikasikan terlebih dahulu oleh ibu kepada suami, sehingga hubungan intim masih tetap bisa dilakukan dengan nyaman sesuai keadaan. Jika tak disampaikan, mungkin saja hubungan intim menjadi tak nyaman karena suami mengharapkan kondisi ibu sama seperti sebelum hamil, sementara kenyataannya berbeda.
Tapi, beberapa ibu justru lebih bergairah berhubungan intim dibandingkan sebelum hamil, karena biasanya aliran darah ke bagian pelvis membuat vagina jadi lebih lembap dan lebih mudah terangsang. Kondisi ini menyebabkan gairah ibu mudah meningkat.
• Pilih posisi tepat.
Kondisi fisik ibu hamil yang mengalami perubahan dengan perut semakin membesar pun perlu diantisipasi. Baik istri maupun suami harus memikirkan posisi dan cara yang tepat. Perlu hati-hati dan kreativitas dalam berhubungan intim agar tetap aman dan nyaman. Berikut beberapa posisi yang dianjurkan dalam berhubungan intim per trimester:
* Trimester pertama.
Di trimester ini, perut ibu belum membuncit sehingga berhubungan masih bisa dilakukan seperti biasa, posisi berhadapan atau misionaris. Hanya saja, karena kehamilan baru terbentuk, sebaiknya lakukan hubungan seks dengan hati-hati. Pasalnya, jika terjadi kontraksi bisa memicu perdarahan.
* Trimester kedua.
Perut ibu mulai membesar, pilih posisi yang nyaman. Posisi yang dianjurkan adalah side by side atau spooning position. Suami dari arah belakang, sementara istri tidur dalam posisi miring. Meski tak saling berhadapan, namun gaya seperti ini biasanya memberikan kenyamanan pada istri maupun suami.
Bisa juga dilakukan dalam posisi duduk atau swan-experience. Suami duduk lalu istri duduk berhadapan di atas paha suami. Bagi istri yang khawatir dengan kehamilannya, posisi ini bisa menjadi pilihan karena tidak tertindih. Lagi pula keduanya dapat saling melihat wajah secara close up, sehingga keintiman bisa didapat lebih dalam.
* Trimester ketiga.
Perut ibu kian besar. Kehati-hatian memilih posisi harus diperhatikan karena takut terjadi kontraksi yang dapat memicu kelahiran prematur. Anjuran gaya yang dilakukan adalah rear entry position. Posisi ini mirip dengan posisi swan-experience.
Namun, jika swan-experience saling berhadapan, sementara pada rear entry position, ibu duduk membelakangi suami supaya perut ibu yang sudah besar tidak tertekan perut suami.
Ibu pun bisa berposisi di atas, woman on top. Banyak ibu hamil menggunakan gaya ini saat berhubungan intim di trimester ketiga karena memberikan kenyamanan lebih. Ibu bisa mengontrol aktivitas berhubungan intim, sehingga ia tahu betul apakah gerakan terasa nyaman atau tidak. (*)