Rawat Miss V

By Ipoel , Senin, 16 September 2013 | 05:00 WIB
Rawat Miss V (Ipoel )

Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya, untuk mempertahankan jenis, selain melestarikannya agar tidak punah. Organ reproduksi merupakan sarana atau alat yang terlibat dalam proses reproduksi tersebut. Ya, berawal dari proses yang melibatkan organ reproduksi, lahirlah si buah hati.

Nah, organ reproduksi dibagi dua, bagian dalam dan bagian luar. Penting menjaga kesehatan keduanya, mengingat fungsinya yang sangat vital yaitu sebagai alat sekaligus tempat berlangsungnya pembuahan dan janin tinggal. Organ reproduksi yang sehat akan menentukan tidak hanya kesuburan, tapi juga kesehatan si kecil saat dilahirkan.

Sesungguhnya, organ reproduksi rentan akan gangguan kesehatan. Mulai gangguan bakteri di area vagina hingga virus penyebab kanker di organ rahim. Daerah “Miss V” yang cenderung lembap membuatnya nyaman ditinggali bakteri maupun jamur.  Apalagi “Miss V” bertempat di antara saluran urine dan anus, sehingga organ reproduksi bagian dalam ikut rentan terinfeksi kuman. Jika tak dijaga kesehatannya, beberapa gangguan akan muncul berupa  keputihan,  kanker  leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, serta penyakit menular seksual yang dapat membuat buruk kondisi janin.

 

BAGIAN LUAR

 

Organ reproduksi (kelamin) yang berada di luar terdiri atas vulva atau bibir vagina,  mons pubis (daerah yang ditutupi rambut pubis), labia mayora  (bibir  bagian luar yang menutup alat kelamin), dan klitoris. Fungsinya ada dua, yaitu menjadi gerbang  masuknya benih sperma saluran telur ibu dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi.

Berikut tip menjaga area kewanitaan bagian luar agar tetap sehat:

 

* Bersihkan sempurna.

Basuh secara teratur bagian vulva (bibir vagina) sehabis buang air kecil atau besar, mandi, atau di situasi panas dan gerah dimana area tersebut lembap dengan keringat. Pastikan bersih sempurna, tidak ada sisa menempel yang bisa memicu muncul dan berkembangnya bakteri. Cara membersihkannya harus dari depan ke belakang supaya kotoran dari anus tidak mampir di mulut vagina. Setelah itu lap hingga kering area tersebut dengan waslap atau tisu sehingga tak mengundang jamur atau kuman datang.

Jangan lupa, ganti celana dalam minimal sehari sekali. Hindari menggunakan pakaian dalam orang lain untuk menghindari penularan penyakit.

 

* Jangan keseringan pakai antiseptik.

Gunakan air bersih setiap habis buang air kecil, buang air besar, dan ketika mandi. Boleh menggunakan sabun antiseptik atau cairan pewangi untuk menyegarkan vagina tetapi sebaiknya jangan terlalu sering karena berisiko merusak keseimbangan organisme dan cairan vagina, serta  dapat memicu terjadinya infeksi vagina atau vaginitis.

 

* Gunakan pembalut yang nyaman.

Saat menstruasi, gunakan pembalut yang lembut dan memiliki daya serap baik supaya nyaman dipakai. Saat ini hampir semua pembalut layak pakai tetapi sebaiknya pilihlah yang paling tepat dan nyaman. Gantilah pembalut saat terasa penuh atau setiap habis buang air. Tujuannya untuk menghindari pertumbuhan bakteri dan mencegah masuknya bakteri ke dalam vagina.

 

* Gunakan pakaian dalam  yang menyerap keringat.

Bahan pakaian dalam yang digunakan sebaiknya dapat menyerap keringat seperti katun. Pastikan juga kebersihannya. Ganti minimal dua kali sehari setelah mandi supaya tidak keburu didiami  kuman. Jika perlu gunakan panty liners atau pembalut tipis untuk melapisi celana dalam. Underwear yang basah atau lembap karena keringat atau air pembasuh setelah buang air memudahkan bakteri tumbuh subur dan mengundang bau tak sedap. Hindari pula penggunaan underwear yang terlalu ketat, selain gerah, peredaran darah pun jadi tidak lancar.

 

* Potong rambut pubis.

Jangan biarkan rambut pubis tumbuh terlalu panjang. Cukurlah secara berkala supaya tetap pendek. Dengan begitu area di seputar alat kelamin mudah dibersihkan sehingga terjaga kesehatannya. Tetapi jangan pula dipotong habis karena rambut pubis tetap dibutuhkan sebagai area tumbuhnya bakteri baik.

 

* Jemur handuk.

Wanita kerap menggunakan handuk kecil untuk mengelap area kewanitaannya seusai dibersihkan dengan air. Handuk  boleh digunakan berulang tetapi setelah dipakai harus dijemur di tempat yang panas agar bakteri tidak sempat berbiak. Pemakaian berulang pun sebaiknya tak terlalu lama, maksimal 3 hari, setelah itu ganti dengan yang bersih.

 

BAGIAN DALAM

 

Organ reproduksi bagian dalam terdiri atas vagina, rahim, saluran telur, dan indung telur. Organ reproduksi bagian dalam memang tidak bisa dibersihkan secara langsung. Namun, kita tetap bisa menjaga kesehatannya, yakni dengan berperilaku hidup sehat. Jika perilaku hidup sehat dilakukan secara konsisten, yaitu mengonsumsi gizi seimbang, aktif bergerak, menghindari stres tinggi, menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga teratur, tidak berhubungan seks dengan berganti-ganti pasangan, menghindari alkohol, tidak merokok atau dekat perokok, umumnya organ reproduksi pun akan terawat di dalam tubuh yang sehat.

Untuk memastikan kondisi organ reproduksi bagian dalam, setiap perempuan yang aktif secara seksual dianjurkan melakukan pemeriksaan teratur ke dokter spesialis obstetri dan ginekologi. Pada saat tidak hamil setidaknya lakukan kontrol 1—2 tahun sekali untuk mendeteksi kemungkinan adanya ketidaknormalan seperti kanker.

Organ reproduksi wanita kerap diserang oleh tiga jenis kanker, yaitu kanker leher rahim, kanker rahim, dan kanker indung telur. Kanker yang terdeteksi pada stadium ringan dapat segera diobati. Semakin cepat diobati, persentase kesembuhan semakin tinggi. Deteksi kanker dilakukan dengan metode Pap’s smear. Sebagian kecil sel dari dinding vagina disapu menggunakan alat tertentu kemudian sel-sel tersebut diperiksa di laboratorium. Tingkat akurasinya sekitar 90—95%.

Penyebab terjadinya kanker leher rahim dan indung telur belum bisa dipastikan hingga sekarang. Namun, salah satu biang keladinya yaitu virus Human Papilloma Virus (HPV) sudah bisa dicegah dengan vaksinasi. Virus ini menular melalui hubungan seks yang dilakukan bersama pria yang juga pernah berhubungan dengan perempuan penderita kanker leher rahim atau indung telur. Kanker pun kerap muncul akibat hubungan seks yang dilakukan di bawah usia 20 tahun, tidak merawat kebersihan alat kelamin, berganti-ganti pasangan seksual, atau kebiasaan merokok.

Nah, merawat “Miss V” dan kawan-kawannya memang bukan urusan sepele, tetapi jika dilakukan sebagai bagian dari perawatan rutin, tentu takkan terasa kerumitannya.