Tahukah Ibu, mengapa kehamilan membuat Anda mual dan ingin muntah tiba-tiba? Ini bukan karena ulah si janin tetapi hormon. Asal tahu saja, ada banyak kadar hormon yang meningkat saat hamil. Peningkatan kadar hormon tersebut ada yang menimbulkan gejala mual dan muntah di awal atau di sepanjang kehamilan. Selidik punya selidik, berdasarkan hasil penelitian, keluhan ini ternyata disebabkan oleh meningkatnya hormon progesteron yang terjadi di awal kehamilan. Hormon ini membuat kerja usus melambat sehingga ibu mudah kembung, dinding lambung mengendur, dan asam lambung meningkat. Inilah yang kemudian menyebabkan ibu mengalami mual dan muntah. Meski begitu, keberadaan hormon ini sangat bermanfaat untuk menjaga kehamilan tetap berjalan baik. Tak hanya hormon progesteron, untuk kehamilan yang sehat, ibu juga membutuhkan hormon-hormon lainnya terutama estrogen, testosteron, prolaktin, dan oksitosin.
Setiap orang harus memiliki hormon untuk dapat bertahan hidup. Hormon membantu sistem metabolisme (semua reaksi kimia di dalam tubuh yang terdiri atas reaksi mengurai molekul senyawa organik sari makanan menjadi energi, dan reaksi merangkai senyawa orga- nik dari molekul-molekul tertentu untuk diserap oleh tubuh).
Jika tak ada hormon, sulit bagi manusia untuk hidup. Bahkan, hormon sudah dibutuhkan sejak masa konsepsi untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan embrio. Hormon adalah substansi atau zat yang dihasilkan berbagai kelenjar endokrin di dalam tubuh dan beredar di dalam darah. Pada tubuh perempuan, hormon yang dimiliki di antaranya estrogen, yaitu hormon yang mengatur perkembangan dan menjaga ciri-ciri kewanitaan. Ada juga hormon progesteron yang akan meningkat selama kehamilan.
Untuk kehamilan, tubuh membutuhkan lebih banyak hormon, seperti Human Chorionic Gonadotropin (HCG), prolaktin, kortisol, oksitosin, dan banyak lagi. Hormon-hormon ini dibutuhkan sebagai persiapan kehamilan, pematangan sel telur agar siap dibuahi, penebalan dinding rahim sebagai tempat melekatnya hasil pembuahan (konsepsi), pertumbuhan embrio menjadi janin, pertumbuhan janin, hingga saat persalinan dan menyusui. Jika produksi hormon tak sesuai dengan kebutuhan akan terjadi bermacam gangguan, seperti pertumbuhan janin tidak optimal, proses persalinan tersendat, ataupun produksi ASI kurang lancar.
ANEKA HORMON
Nah, berikut ini hormon-hormon yang sangat dibutuhkan selama kehamilan, sekaligus organ apa saja yang memproduksi dan apa manfaat dari masing-masing hormon tersebut. Peningkatan kadar hormon ada yang dibare- ngi dengan gejala yang mengganggu, ada juga yang tidak.
1. Estrogen
Dihasilkan oleh korpus luteum yang ada di dalam indung telur dan plasenta yang terbentuk beberapa minggu setelah terjadinya pembuahan.
Manfaat:
* Membesarkan puting payudara sehingga ibu mudah untuk menyusui si buah hati.
* Merangsang pertumbuhan kelenjar susu.
* Menguatkan dinding rahim yang bermanfaat untuk mengatasi kontraksi saat bersalin.
* Melunakkan jaringan-jaringan tubuh.
Gangguan:
Pegal dan sakit pada otot.
2. Progesteron
Dihasilkan oleh kelenjar adrenalin, otak, dan plasenta selama ibu sedang hamil.
Manfaat:
* Membantu lapisan dinding rahim dalam menyangga plasenta.
* Menghindari kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim yang dikhawatirkan menyebabkan persalinan dini.
* Menyiapkan payudara untuk menyusui.
Gangguan:
Menyebabkan pembuluh darah melebar; kembung dan sembelit; suasana hati kerap tak stabil; suhu tubuh meningkat; mual.
3. HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
Dihasilkan oleh lapisan jaringan luar yang menyelimuti janin dan trofoblas atau plasenta yang terbentuk pada awal pertumbuhan janin.
Manfaat:
* Mempertahankan jaringan berwarna kuning yang ada di dalam indung telur. Jaringan ini terbentuk ketika indung telur (ovarium) baru saja melepaskan sel telur. Hormon inilah yang menjadikan estrogen, progesteron, dan plasenta terbentuk sepenuhnya.
* Indikator untuk mendeteksi ada tidaknya kehamilan lewat alat tes kehamilan melalui air seni. Jika alat tes kehamilan mendeteksi adanya peningkatan kadar hormon HCG dalam urine, mengindikasikan adanya kehamilan alias hasil tes positif.
Gangguan:
Dapat menyebabkan mual dan muntah.
4. Prolaktin
Diproduksi di dalam kelenjar pituitari.
Manfaat:
Untuk meningkatkan jumlah sel penghasil ASI, sehingga payudara dapat memproduksi ASI dengan optimal. Kebutuhan bayi akan ASI pun tercukupi.
5. HPL (Human Placental Lactogen)
Diproduksi oleh plasenta.
Manfaat:
Membantu merangsang pertumbuhan janin menjadi lebih baik.
Gangguan:
Menyebabkan pembesaran pada payudara, serta menimbulkan rasa ngilu dan sakit pada puting jika disentuh.
6. Kortisol
Dihasilkan di dalam kelenjar adrenalin.
Manfaat:
Membantu janin agar mampu mengambil dan memanfaatkan nutrisi yang ada di dalam aliran darah untuk perkembangan tubuhnya.
Gangguan:
Berperan dalam emosi ibu. Boleh jadi ibu lebih tertekan atau mudah marah.
7. Oksitosin
Dihasilkan di dalam otak.
Manfaat:
* Merangsang kontraksi rahim di akhir kehamilan yang ditandai dengan mulas.
* Merangsang penyusutan rahim yang mempercepat pemulihan.
* Merangsang produksi air susu.
8. Testosteron
Ini adalah hormon yang menimbulkan ciri fisik dan sifat kelaki-lakian. Hormon ini biasanya muncul atau meningkat jika ibu mengandung janin laki-laki.
Manfaat:
Membantu pertumbuhan kelelakian janin.
Gangguan:
Biasanya timbul jerawat pada wajah ibu, kulit agak menghitam, muncul kumis tipis.
9. Prostaglandin
Biasanya diproduksi ketika janin siap lahir sehingga memudahkan ibu melalui persalinan.
Manfaat:
Hormon ini bertugas merangsang kontraksi persalinan.
10. Endorfin
Selama hamil produksinya meningkat kemudian memuncak menjelang dan saat persalinan, sehingga ibu merasa tenang saat bersalin.
Manfaat:
Memberikan rasa tenang dan menghilangkan rasa sakit.
11. Kalsitonin
Dihasilkan oleh kelenjar tiroid.
Manfaat:
* Membantu proses pembentukan dan perkembangan tulang janin.
* Menghentikan transfer kalsium dari tulang ke aliran darah sehingga perkembangan tulang janin berlangsung baik.
12. Relaksin
Dihasilkan di dalam ovarium atau indung telur.
Manfaat:
Membantu merangsang relaksasi otot panggul selama kehamilan dan persalinan. Ketika siap bersalin hormon ini akan melemaskan otot-otot mulut rahim untuk mendukung kelancaran persalinan.
13. Tiroksin
Dihasilkan di dalam kelenjar tiroid.
Manfaat:
* Membantu pembentukan dan perkembangan sistem saraf pusat janin.
* Meningkatkan konsumsi oksigen janin.
* Membantu janin agar mampu memetabolisme protein dan karbohidrat.
14. Erotropoeitin
Dihasilkan oleh ginjal.
Manfaat:
Menjaga kelancaran produksi sumsum tulang janin serta sel-sel darah merah.
HARUS SEIMBANG
Semua hormon harus seimbang, tidak boleh ada yang mendominasi atau kekurangan. Keseimbangan ini penting agar janin tetap sehat, selain agar kehamilan dan persalinan berlangsung lancar. Oleh karena itu, pemeriksaan hormon penting dilakukan. Bisa dilakukan sebelum hamil, yakni dengan melakukan pemeriksaan laboratorium darah. Kalau sudah keburu hamil, paling lambat pemeriksaan dilakukan di usia kehamilan 7 minggu. Tujuannya, supaya diketahui keseimbangan hormon ibu, jika tidak seimbang bisa diperbaiki dengan pemberian obat atau suplemen makanan.
Meski sudah diperiksa dan dinyatakan stabil, tak tertutup kemungkinan ketidakseimbangan hormon terjadi di tengah kehamilan, trimester kedua, atau ketiga. Bagaimanapun juga, keberadaan hormon dipengaruhi oleh proses biologis, selain bisa juga karena kelainan pada janin. Jika pemicunya dapat membahayakan kehamilan, tindakan antisipatif perlu dilakukan. Namun, kasus seperti ini biasanya jarang terjadi.
Selain memeriksakan keseimbangan hormon sebelum atau di awal kehamilan, ada beberapa cara lain yang bisa kita lakukan dan cara ini bisa sekaligus meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh ibu hamil, yaitu:
1. Mengonsumsi sayur dan buah, juga makanan yang banyak mengandung protein hewani, seperti daging, ikan, susu, telur ayam, dan lainnya. Setidaknya dalam satu hari ada menu lauk tersebut.
2. Hindari berada di lingkungan yang tercemar, seperti polusi asap rokok, asap kendaraan bermotor, atau bau-bau zat kimia. Merkuri atau timah hitam dapat mengganggu keseimbangan hormon ibu. Bahkan gangguan kesehatan pada bayi, seperti autisme atau gangguan hiperaktif, diduga salah satunya disebabkan oleh polusi udara, air, dan tanah.
3. Hindari stres. Setiap permasalahan yang datang saat hamil harus ditanggapi dengan santai, tentu sambil mencari solusinya. Ketahuilah, stres memicu otak memberi perintah kepada ginjal untuk memproduksi hormon adrenalin. Walhasil, kerja jantung menjadi lebih keras dan tekanan darah lebih cepat. Janin pun akan merasakan perubahan ini sehingga dikhawatirkan ia akan tumbuh menjadi anak yang mudah emosi, sensitif, dan sulit diatur.