Peran Papa di Trimester 1 Kehamilan

By Ipoel , Selasa, 10 September 2013 | 08:00 WIB
Peran Papa di Trimester 1 Kehamilan (Ipoel )

Pada 2001, penelitian di Amerika Serikat menunjukkan, keberhasilan ibu dalam memberikan ASI sangat ditentukan oleh peran dan keterlibatan suami mendampingi istri selama kehamilan. Hasil penelitian tersebut ditulis dalam artikel “What Your Partner Might Need From You During Pregnancy?” yang dimuat di media terbitan Allina Hospitals & Clinics. Peran suami inilah yang kita sering sebut sebagai suami siaga, siap mengantar, menjaga, mendampingi, dan memberi bantuan.

Korelasinya, jika suami terus mendampingi apa pun yang dialami istri, maka ibu akan lebih percaya diri saat menjalani kehamilan maupun menghadapi persalinan. Jika muncul keluhan, ibu tidak menanggungnya sendirian karena ada tempat mengadu, berkeluh-kesah, dan dapat meminta suaminya untuk membantu meringankan beban. Ia pun tak perlu takut tak ada yang mengantarnya berkonsultasi ke dokter, mendampinginya bersalin, membantunya menggendong bayi, memberinya kekuatan menghadapi persalinan, karena ada suami siaga di sampingnya. Perasaan nyaman ini sangat menentukan kelancaran persalinan dan produksi hingga aliran ASI.

 

 

PERAN SUAMI DI TRIMESTER 1

Di trimester ini, ibu hamil sedang mengalami perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron, sebagai proses penyesuaian dengan kehamilan. Perubahan ini kerap membuat  kondisi psikisnya  tak stabil, mood-nya berubah-ubah. Selain itu, istri pun kerap dilanda mual-muntah, sulit menerima makanan, dan lainnya. 

Peran suami: 

* Bersabarlah menghadapi perilaku istri yang kadang rewel, marah, sedih, takut, mudah lelah, sering mengantuk. Pahami kondisi itu karena pengaruh kehamilannya. Jadilah pendamping yang terus memompa semangatnya agar tetap tegar dan kuat. Tanggapi keluhannya dengan positif sambil mencarikan solusinya secara bijak. Semakin suami menunjukkan kesungguhannya menjadi suami siaga, semakin sedikit keluhan ibu dan tuntutannya yang emosional untuk diperhatikan dan dipenuhi keinginannya.

* Sesibuk apa pun, suami harus berusaha mendampingi istrinya berkonsultasi ke dokter. Mendelegasikan orangtua atau keluarga lain untuk mendampingi istri ke dokter hanya dilakukan dalam kondisi terpaksa.

* Jika istri kerap mual, terutama di pagi hari, cobalah ringankan dengan menyediakan makanan dan minuman yang dapat mengurangi rasa mualnya. Suguhan biskuit dan jus buah atau air rebusan jahe di pagi hari pada saat baru bangun tidur  membantu mencegah mual berlebihan. Perhatian suami pun sangat membantu ibu dalam menghadapi rasa mualnya. 

* Ciptakan kondisi nyaman di rumah supaya istri merasa nyaman, selain agar ia punya waktu istirahat cukup. Misalnya, dengan menyetel musik yang disukai ibu, merapikan kamar tidur, tidak membuat keriuhan yang mungkin membuat ibu merasa tak nyaman, ikut diet sehat layaknya ibu hamil, dan lainnya.