Pada masa kehamilan, dengan meningkatnya metabolisme, tubuh cenderung lebih mudah berkeringat. Demikian pula dengan kulit wajah dan kulit kepala. Akibatnya, ibu sering gatal-gatal. Untuk menguranginya, melakukan perawatan tubuh sepanjang masa kehamilan memang dapat membantu. Hanya saja dituntut kecermatan dalam memilih kosmetik yang akan digunakan. Pilihlah kosmetik yang tidak mengandung bahan-bahan yang dapat membahayakan janin maupun ibu sendiri. Salah satu rambunya, gunakanlah produk kosmetik yang telah terdaftar pada BPOM dan dinyatakan aman untuk kehamilan.
Produk yang sudah terdaftar pada BPOM berarti sudah diseleksi dan sudah lolos pemeriksaan akan bahan-bahan yang digunakan, sehingga pastinya tidak menggunakan bahan yang berbahaya. Atau langkah berikutnya, apabila menggunakan produk perawatan kulit yang meragukan, konsultasikan kepada dokter kebidanan dan kandungan Anda.
Perawatan wajah dan rambut yang umum, seperti facial atau creambath, bisa diteruskan. Namun tidak demikian dengan pengecatan rambut. Chemical facial tidak dianjurkan selama kehamilan. Jadi sebaiknya, pakai produk berbahan alami atau bahan yang aman lainnya untuk facial. Sekali lagi, pilih produk yang tidak mengandung bahan berbahaya bagi kehamilan dan janin. Lakukan perawatan kulit di klinik yang diawasi dokter spesialis kulit.
Mengapa kosmetik yang dioleskan di kulit wajah bisa sampai membahayakan janin yang berada jauh di dalam rahim? Saat ibu hamil mengoleskan kosmetik pada kulit di bagian mana pun, zat-zat yang dikandungnya akan terserap ke dalam kulit melalui pori-pori hingga mencapai aliran darah. Darah yang sudah tercemar tersebut akhirnya sampai ke janin karena janin hidup dari suplai darah ibu yang mengangkut oksigen dan sari-sari makanan. Itulah mengapa kosmetik yang dipakai ibu hamil harus bebas racun karena sedikit banyak akan ada yang diserap oleh tubuh.
Ketika bahan kosmetik yang berbahaya sampai ke janin, kejadian yang dikhawatirkan adalah gangguan pertumbuhan sel-sel saraf janin. Sel saraf merupakan bagian yang paling sensitif dan paling mudah terganggu oleh paparan zat kimia. Apalagi ketika otak janin sedang tumbuh, kontaminasi oleh zat kimia sangat mungkin menyebabkan gangguan pada otak kecil (serebelum), lapisan luar otak besar (korteks serebri), sistem limbik (pengatur emosi), penghubung otak kiri dan kanan (korpus kalosum), ganglia basalis, dan batang otak.