Nakita.id - Bagi ibu hamil yang terlalu kurus langkah utama yang perlu dilakukan adalah menambah porsi makan. Namun, jumlahnya tidak perlu berlebihan.
Memang pertambahan berat badan sepanjang masa kehamilan diperlukan untuk mencegah timbulnya kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.
Namun demikian, perlu diketahui bahwa kenaikan berat badan yang tidak mencapai target dalam masa kehamilan ternyata tidak banyak memengaruhi keadaan kehamilan. Jadi tidak perlu dilakukan upaya tambahan terlalu keras untuk menaikkan berat badan ini.
(Baca juga : Hanya Obat-Obatan Ini yang Boleh Dikonsumsi Ibu Hamil)
Penambahan BB yang terlalu drastis justru dikhawatirkan dapat berakibat pada timbulnya obesitas. Anggapan keliru bahwa perut ibu hamil yang tampak “kecil” menandakan janin dalam kandungan tidak bertumbuh dengan baik, juga kerap menjadi penyebab ibu jadi kelebihan berat badan.
Padahal perut yang tampak kecil ini umumnya disebabkan oleh lapisan lemak pada dinding perut Ibu yang masih tipis dan bukan karena pertumbuhan janin yang terganggu.
Adanya ketidakmengertian inilah yang menyebabkan ibu hamil berlomba-lomba makan berlebihan agar perutnya membesar. Anggapannya, bila Ibu sudah gemuk maka janin dalam kandungan pun tumbuh besar. Padahal yang besar itu lapisan lemak dalam dinding perut Ibu, bukan janinnya.
(Baca juga : 5 Jenis Makanan Yang Baik Untuk Ibu Hamil)
Terlepas dari pertambahan berat badan, pertumbuhan janin sebenarnya relatif sama pada semua ibu hamil pada trimester I hingga menjelang akhir trimester II.
Sedikit pengecualian pada ibu hamil yang mengalami penyakit ginjal kronis. Barulah pada awal trimester III, pertumbuhan calon bayi bisa menyimpang dari kurva pertumbuhan normal (terlambat atau berlebihan).
Jadi, komentar-komentar awam tentang pertumbuhan janin Ibu yang kurang baik lantaran perut yang tampak kecil, tidak perlu dihiraukan. Terutama, bila komentar ini diberikan pada trimester 1 dan 2 kehamilan.