Nakita.id - Perlukah ibu terapi hormon untuk mengatasi kesuburan? Perlu saja, bila ada indikasi.
Ada tidaknya gangguan hormonal beberapa hal berikut bisa menjadi indikasinya:
- Bila lama tak juga mendapat momongan, waspadai adanya gangguan hormonal. Umumnya gangguan hormonal diketahui setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan untuk mendapatkan kehamilan.
- Adanya gangguan siklus haid/haid tidak teratur.
- Adanya kelainan pada tanda-tanda seks sekunder, seperti rambut kemaluan, perubahan suara, perubahan payudara. Kelainan ini bisa memengaruhi kesuburan.
- Perbandingan tinggi badan dengan jarak kedua lengan bila dibentangkan, normalnya tinggi badan lebih panjang.
- Pemeriksaan hormonal di laboratorium.
Terapi hormon dilakukan untuk mengatasi gangguan kesuburan dengan cara menambahkan hormon dari luar. Terapi dilakukan bila hormon yang menghasilkan FSH dan LH kurang. Berikut langkah-langkahnya:
1. Untuk memicu pengeluaran FSH diberikan obat antihormon estrogen.
Obat diberikan pada hari ke 3, 4, 5 siklus haid.
Cara ini dicoba selama 6 kali siklus haid. Dosisnya pertama 1x50 mg selama 2 bulan. Bila tak ada perkembangan akan dinaikkan 2x50 mg pada dua bulan berikutnya.
Jika belum berhasil juga akan dinaikkan lagi menjadi 3x50 mg.
2. Bila selama 6 bulan pemberian obat itu belum ada hasilnya, akan diberikan suntikan hormon pada hari ke-6 sampai 10 siklus haid, suntikan dilakukan setiap hari.
Suntikan hormon itu bisa FSH atau gabungan FSH-LH.
Di awal terapi dosis yang diberikan 75 IU dan dinaikkan menjadi 150 IU pada terapi kedua.
Bila diameter folikel sudah mencapai 18-20 mm, akan disuntik degan hormon hCG supaya folikel pecah. Pada saat itulah inseminasi siap dilakukan.
3. Bila kedua terapi itu gagal, akan dilakukan cara manipulasi hormon.
Hormon alamiah akan dihilangkan atau diblok, kemudian dimanipulasi dari luar dengan disuntikkan hormon GnRH (Gonadotropin-Releasing Hormone) yang benar-benar mirip dengan hormon yang ada dalam tubuh.
Hormon ini berfungsi mengeluarkan FSH dan LH.