Mengenal Terapi Hormon Untuk Kesuburan

By Ipoel , Kamis, 17 Agustus 2017 | 09:00 WIB
Efek Samping Terapi Hormonal (Ipoel )

Nakita.id - Perlukah ibu terapi hormon untuk mengatasi kesuburan? Perlu saja, bila ada indikasi. 

Ada tidaknya gangguan hormonal beberapa hal berikut bisa menjadi indikasinya:

Terapi hormon dilakukan untuk mengatasi gangguan kesuburan dengan cara menambahkan hormon dari luar. Terapi dilakukan bila hormon yang menghasilkan FSH dan LH kurang. Berikut langkah-langkahnya:

1. Untuk memicu pengeluaran FSH diberikan obat antihormon estrogen.

Obat diberikan pada hari ke 3, 4, 5 siklus haid.

Cara ini dicoba selama 6 kali siklus haid. Dosisnya pertama 1x50 mg selama 2 bulan. Bila tak ada perkembangan akan dinaikkan 2x50 mg pada dua bulan berikutnya.

Jika belum berhasil juga akan dinaikkan lagi menjadi 3x50 mg.

2. Bila selama 6 bulan pemberian obat itu belum ada hasilnya, akan diberikan suntikan hormon pada hari ke-6 sampai 10 siklus haid, suntikan dilakukan setiap hari.

Suntikan hormon itu bisa FSH atau gabungan FSH-LH.

Di awal terapi dosis yang diberikan 75 IU dan dinaikkan menjadi 150 IU pada terapi kedua.

Bila diameter folikel sudah mencapai 18-20 mm, akan disuntik degan hormon hCG supaya folikel pecah. Pada saat itulah inseminasi siap dilakukan.

3. Bila kedua terapi itu gagal, akan dilakukan cara manipulasi hormon.

Hormon alamiah akan dihilangkan atau diblok, kemudian dimanipulasi dari luar dengan disuntikkan hormon GnRH (Gonadotropin-Releasing Hormone) yang benar-benar mirip dengan hormon yang ada dalam tubuh.

Hormon ini berfungsi mengeluarkan FSH dan LH.