Nakita.id - Pada dasarnya jarang ada ibu yang mempunyai cadangan zat besi mencukupi dalam tubuhnya.
Sebab, zat besi selain digunakan untuk pembentukan darah (ibu maupun janin) dan pembentukan plasenta, juga akan terbuang melalui saluran pencernaan, urine, dan kulit.
Lantaran itulah, banyak ibu yang mengalami anemia dalam kehamilan.
Konsekuensi penyakit ini tak bisa dianggap ringan mengingat fungsi sel darah merah merupakan transpor oksigen bagi ibu maupun si calon bayi.
Kekurangan suplai oksigen bisa mengganggu pertumbuhan otak pada janin.
Bahkan pada kasus yang berat janin dapat gagal hidup.
Penderita anemia juga kerap mengalami perdarahan setelah melahirkan yang dapat mengancam nyawa.
Gejala kekurangan zat besi (umumnya yang sudah berat) adalah ibu hamil merasa lemah dan kerap pusing.
Berkaitan dengan volume darah ibu hamil yang secara fisiologis mengalami proses pengenceran di trimester II, maka jumlah kebutuhan zat besi di trimester itu pun mulai meningkat, yakni sekitar 27 mg zat besi/hari.
Karena alasan yang sama, suplemen zat besi baru disarankan dikonsumsi sesudah usia kehamilan 16 minggu.
Mengonsumsi suplemen ini di trimester I tidak akan memberikan dampak optimal.