Inkontinensia

By Ipoel , Selasa, 4 September 2012 | 23:00 WIB
Inkontinensia (Ipoel )

Kondisi mudah mengompol usai perlinan akan mengganggu kualitas hidup penderitanya, baik secara sosial, emosional, maupun spiritual. Ibu bisa saja malu kalau tiba-tiba bajunya basah karena ngompol dan orang lain melihatnya. Belum lagi bau yang ditimbulkan. Ibu juga sulit melakukan ibadah agama dimana diperlukan kebersihan tubuhnya. Di dalam lingkungan sosial ia bisa menarik diri dari pergaulan, merasa tak nyaman di dekat orang lain, bahkan mungkin di dekat pasangannya.

Memang, keadaan stres inkontinensia tidak dapat sembuh 100%, namun bisa diupayakan agar kualitas hidup yang bersangkutan meningkat kembali. Caranya dengan memperkuat otot-otot dasar panggul. Konsep yang diupa-yakan dengan cara konservatif terlebih dulu yaitu dengan melakukan latihan senam Kegel. Caranya, saat  BAK coba tahan sebentar di tengah-tengah, lalu keluarkan lagi dan kemudian ditahan lagi. Latihan Kegel ini tak hanya bisa dilakukan saat ibu tengah buang air kecil, tapi bisa di mana saja dan kapan saja (gerakannya sama dengan gerakan menahan kencing). Latihan yang teratur akan membuat ibu semakin mampu mengendalikan pengeluaran urinenya.

Namun, kadang stres inkontinensia mengalami kondisi teramat berat sehingga memerlukan penanganan lebih dari sekadar senam Kegel, yakni tindakan operasi. Banyak jenis operasi yang dapat dilakukan dari yang sederhana hingga yang kompleks. Operasi dengan cara laparoskopi pun memungkinkan. Operasi dilakukan di antaranya untuk memperbaiki dinding vagina dan memperkuat saluran kemih. Ada juga operasi yang dilakukan dengan membuka perut bagian atas untuk memperbaiki dinding vagina dan menjahitkan saluran kemih ke sisi kanan dan kiri panggul. Selain itu, dalam operasinya, dokter bisa saja memasang pita di bawah saluran kemih (urethra) lewat vagina untuk menarik saluran kemih yang longgar. Dengan operasi penanganan stres inkontinensia ini, angka keberhasilannya bisa  mencapai sekitar 92%.