Tabloid-Nakita.com - Sembelit sebenarnya tidak membahayakan kehamilan. Hanya saja, perut kembung akibat ada tinja yang tidak keluar dapat menyebabkan rasa tak nyaman bagi si ibu. Kondisi rahim yang sedang besar umumnya tambah membuat ibu merasa ‘begah.' Sembelit ringan biasanya akan hilang dengan sendirinya selama pola makan ibu cukup baik. Apalagi yang penyebabnya hormonal; setelah ibu melahirkan, hormon akan kembali normal serta tak ada lagi pembesaran rahim, biasanya ibu tak lagi mengalami sembelit. Berikut beberapa cara untuk tangani sembelit saat hamil, seperti yang disarankan dr. Bramundito, SpOG., dari RS Pondok Indah, Jakarta:
- Konsumsi banyak cairan (minimal 10 gelas sehari) dan mengonsumsi banyak serat (dari sayuran dan buah-buahan yang mengandung banyak air) sekitar 25-30 gram sehari. Makanan berserat umumnya mengandung senyawa prebiotik yang juga membantu mencegah sembelit karena disukai bakteri baik dalam usus. Bakteri baik ikut berperan dalam mengatur kepadatan tinja agar tidak keras. Senyawa prebiotik banyak terdapat pada biji-bijian atau sereal; tepung gandum utuh; sayuran seperti brokoli, kembang kol, dan semua yang berdaun hijau; buah-buahan; kacang-kacangan dan produk olahan kedelai; bawang bombai, dan bawang putih.
- Banyak gerak dengan melakukan aktivitas yang menyehatkan seperti jalan kaki, berenang, atau jalan ringan di atas treadmill juga dapat membantu mengatasi sembelit.
- Jika dengan upaya-upaya tersebut sembelit tak kunjung teratasi, umumnya dokter akan meresepkan obat-obatan oral sementara upaya mengeluarkan tinja dengan memasukkan obat dari anus akan dihindari, karena dikhawatirkan dapat menimbulkan kontraksi. Dokter tentunya memberikan obat-obatan untuk memperlancar BAB yang aman bagi kehamilannya. Obat untuk mengatasi sembelit ini bekerja di organ usus untuk mengeluarkan kotoran atau tinja. Jadi, tidak akan mengganggu kehamilan maupun janin.
- Pemberian obat untuk melancarkan BAB diberikan sesuai keperluan saja, tidak secara rutin. Jika bentuk obatnya sirop maka diberikan misalnya sehari 3 kali. Setelah obat itu bereaksi maka tak perlu diteruskan lagi.