Susah Dapat Momongan? Lakukan Pemeriksaan Infertilitas Sebagai Antisipasi Awal Gangguan Kesuburan

By Ipoel , Senin, 2 Oktober 2017 | 08:30 WIB
Terlalu lama menunda konsultasi ke dokter bisa jadi penyebab sulit hamil. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Bila pasangan merasa kesulitan mendapatkan momongan kembali, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.

Apalagi bila memang usia Ibu masih di bawah 35 tahun, sudah setahun berencana hamil tapi tak kunjung terlaksana padahal sudah berusaha berhubungan intim secara teratur, alat KB sudah dilepas dan siklus haid berlangsung normal.

Termasuk misalnya bila Ibu pernah mengalami keguguran lebih dari satu kali, ada riwayat radang panggul, siklus haid tidak teratur, dan sebagainya. Bagi suami, penting juga memeriksakan diri bila mengalami ejakulasi dini, impotensi atau masalah penurunan gairah seks.

Upaya penanganan dilakukan berdasarkan riwayat kesuburan istri dan suami. Tentunya pemeriksaan dilakukan secara menyeluruhan berkaitan dengan kesuburan Ibu maupun kualitas serta kuantitas sperma suami.

Dokter akan mencari tahu apa yang menjadi penyebab infertilitas sekunder. Contohnya, akan diperiksa produksi sel telur dan jumlah serta kualitas sperma suami untuk diteliti apakah sperma tergolong sehat serta kuat untuk membuahi sel telur.

(Baca juga : 5 Masalah Kesehatan Yang Menyebabkan Sulit Hamil)

Serangkaian tes atau pemeriksaan juga akan dilakukan di antaranya pemeriksaan sistem reproduksi dan pemeriksaan darah. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi kelainan pada sistem reproduksi, apakah ada penyumbatan atau bahkan kerusakan pada saluran telur.

Pemeriksaan tes darah dilakukan untuk mengetahui atau mendeteksi level progesteron yaitu untuk memastikan siklus ovulasi. Selain itu memeriksa gonadotropin untuk mengetahui apakah terjadi menopause dini atau tidak.

Dokter juga akan melakukan skrining bakteri khususnya Chlamydia. Kenapa? Kasus infeksi akibat bakteri Chlamydia trachomatis tergolong banyak dialami perempuan.

Infeksi ini sering menyebabkan gangguan kesuburan. Bila ditemukan adanya infeksi, maka akan dilakukan pengobatan antiinfeksi. Pemeriksaan proklaktin juga dilakukan untuk mendeteksi hormon yang keluar saat menyusui. Nah, bila jumlah hormon ini meningkat, maka bisa jadi mengakibatkan kelainan ovulasi.

Selain itu, bila Ibu ternyata memiliki riwayat peradangan panggul, atau dalam bahasa medis disebut Pelvic Inflammatory Disease/PID, pernah mengalami endometriosis atau hamil di luar kandungan, maka dokter akan menganjurkan pemeriksaan laparoskopi untuk mendeteksi apakah terjadi kerusakan pada tuba falopi atau tidak. Pun bila ternyata diketahui terdapat miom ataupun kista, maka dianjurkan untuk melakukan operasi.

(Baca juga : Susah Dapat Anak Kedua, Kenapa Ya)

Sementara, untuk sang suami akan dilakukan beberapa tes, di antaranya tes cairan sperma dan pemeriksaan jika ada pembengkakan atau penyumbatan pada sistem reproduksi.

Upaya lain yang bisa dilakukan bila tak kunjung hamil lagi adalah mencoba menjalani bayi tabung. Hal terakhir dan tak kalah penting adalah menghilangkan semua pikiran yang menegangkan sembari memperbanyak doa pada Tuhan. Hanya Dia  yang dapat melakukan sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin.