Obat Alergi Bagi Ibu Hamil

By Saeful Imam, Jumat, 17 Maret 2017 | 23:00 WIB
Obat Alergi Bagi Ibu Hamil (Ipoel )

Nakita.id - Alergi yang muncul saat hamil umumnya tidak sampai pada tingkat yang parah, pun tidak menular karena didapat secara genetik. Meski begitu, tetap perlu dilakukan tindakan pengobatan. Kalau tidak, akan memperburuk kondisinya. Nah, terapi atau pengobatan apa saja yang dapat diberikan? Berikut di antaranya:

Obat antigatal

Reaksi yang muncul berupa rasa gatal di kulit sebaiknya tidak digaruk karena bisa saja mengalami infeksi sekunder. Luka bekas garukan mudah dimasuki kuman lantas menjadi berair atau bahkan bernanah. Untuk mengatasinya, dokter biasanya akan meresepkan obat yang aman, misalnya krim atau losion antigatal.

Obat antialergi

Bila reaksi alergi yang muncul terasa mengganggu, dokter dapat memberikan obat antialergi yang aman untuk ibu hamil. Dengan begitu, efek samping yang mungkin terjadi pada ibu maupun janin dapat dihindari. Terutama pada kehamilan trimester pertama, konsumsi obat antialergi harus lebih selektif. Sebaiknya, berkonsultasilah  pada dokter untuk memastikan obat yang digunakan aman atau tidak. Tak sedikit obat antialergi yang terlarang bagi kehamilan, misalnya obat yang merupakan kombinasi dengan aspirin.

Ibu hamil dengan asma juga harus berhati-hati dalam pemakaian obat. Sebagian obat-obatan asma memiliki efek samping pada ibu ataupun janin berupa kematian janin, kelainan kongenital (terutama pada trisemester pertama), gangguan pertumbuhan janin, dan gangguan fungsi organ seperti pada sistem saraf serta otot polos uterus. Ibu hamil dianjurkan menggunakan obat yang kadarnya dalam darah sesedikit mungkin, seperti obat suntikan, bukan oral. Obat hirup atau inhaler yang digunakan satu--dua semprotan tiap beberapa menit, boleh digunakan dan cukup membantu meredakan sesak napas. Dalam keadaan mendesak, ibu boleh menggunakan obat steroid suntikan atau oral yang sangat efektif sebagai antiperadangan.

Untuk mengatasi infeksi yang menyertai serangan asma, ibu tidak dianjurkan mengonsumsi tetrasiklin karena dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan tulang pada janin, perubahan warna gigi dan perkembangan jaringan tak normal khususnya pada email gigi. Apabila asma kambuh, sementara inhaler atau obat-obatan di rumah tidak menolong, tentu ibu hamil harus segera dibawa ke rumah sakit.

Selama hamil, ibu mungkin lebih sensitif dan emosional, sehingga pendekatan psikologis diperlukan untuk mencegah kekambuhan asmanya. Fisioterapi adakalanya juga perlu untuk membuang dahak yang berlebihan.