Setelah melahirkan, dalam waktu seminggu ASI pun keluar. Namun, keluarnya sedikit demi sedikit. Kecuali bila sudah anak ketiga, hari kedua saja banyak ASI keluar. Karena biasanya kalau baru anak pertama, si ibu penuh kecemasan ketika ASI tidak keluar, bagaimana anaknya dan sebagainya, hingga ada ketidaknyamanan. Padahal, semakin nyaman ibu semakin cepat ASI keluar. Jadi, agar ASI keluar, ibu harus terbebas dari segala ketegangan dan kecemasan.
Perlu dipahami, secara alamiah, semua ASI akan keluar. Keyakinan Mama menjadi hal utama. Jadi, harus dari awal diniatkan dan disiapkan. Misal, waktu antenatal, payudaranya diurut, putingnya kalau ke dalam ditarik. Ini bisa dilakukan sejak trimester ketiga kehamilan, kemudian mulai lagi setelah hari ketiga melahirkan.
Kalau.
Itulah mengapa, saat memberikan ASI pun harus diperhatikan suasananya; harus dalam ruang yang tenang, tak banyak ngobrol, boleh sambil mendengarkan musik klasik. Ibu pun harus rileks dan posisi menyusui harus betul: perut bayi bertemu dengan perut ibu, tidak asal taruh bayinya karena bisa lecet-lecet puting ibunya. Dengan demikian, ASI akan lancar keluar dan si kecil pun bisa mengonsumsinya.
Yang jelas, Bu, sekalipun ASI belum keluar, tetap harus diisapkan pada bayi. Tujuannya, agar bayi belajar mengisap dan ibu pun belajar menyiapkan dirinya untuk memproduksi ASI. Jadi, jangan malah cepat-cepat memberikan PASI (pengganti ASI atau susu formula) lantaran takut si kecil akan kelaparan. Hingga 2X24 jam pertama, tanpa makan apa pun, bayi bisa bertahan hidup, kok. Nah, tak ada yang perlu dikhawatirkan, bukan?
Berikut resep ASI berlimpah:
Cukupi kebutuhan gizi ibu dengan makanan 4 sehat 5 sempurna yang terjamin kualitasnya untuk menunjang produk ASI. Jadi, bukan cuma makan asal enak, melainkan harus bergizi seimbang, beragam, dan bervariasi, yang terdiri dari sumber tenaga (karbohidrat), zat pembangun (lemak dan protein), dan zat pengatur (vitamin dan mineral). Selain itu, ibu menyusui juga harus banyak minum, sekitar 2 liter atau lebih.