6 Alasan Ibu Tidak Memberikan ASI Eksklusif

By Ipoel , Selasa, 17 Juni 2014 | 06:16 WIB
6 Alasan Ibu Tidak Memberikan ASI Eksklusif (Ipoel )

TabloidNakita.com - Meski anjuran untuk menyusui ASI eksklusif banyak digembar-gemborkan, masih banyak ibu yang kurang termotivasi anjuran untuk menyusui ASI eksklusif ini. Berikut sejumlah alasan yang paling sering dikemukakan berkaitan dengan tidak memberi ASI eksklusif: 1. ASI Tak Cukup

Ini cuma mitos yang disebabkan anggapan bahwa bayi baru lahir harus diberi minum. Jadi, kalau ASI belum keluar, ia diberi carian lain atau dot. Akibatnya, bayi tidak belajar menyusu lalu mengisap ASInya jadi sedikit. Meski banyak ibu yang merasa ASI-nya kurang, sebenarnya hanya sedikit sekali (kurang dari 5 persen) yang secara biologis memang kurang produksi ASI-nya. 2.  Ibu Harus Bekerja

Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif karena waktu ibu bekerja, bayi dapat diberi ASI perah yang diperah sebelum ibu berangkat ke kantor. 3. Takut Bentuk Payudara Berubah

Ini mitos yang salah. Memberi ASI  eksklusif tak akan membuat payudara menjadi jelek. Payudara berubah karena kehamilan, bukan karena menyusui. 4. Bayi Tetap Tumbuh Sehat

Dengan diberi susu formula memang bayi tumbuh besar, mungkin juga “pintar”. Namun bila diberi ASI eksklusif, bayi akan lebih berhasil. Sehatnya pun benar-benar sehat - bukan sekadar tampak sehat gemuk - karena cairan ASI mengandung sel darah putih, zat kekebalan, hormon, faktor pertumbuhan, vitamin, air, protein, bahkan zat yang dapat membunuh bakteri dan virus. Sehat bayi karena ASI lebih tahan terhadap penyakit, lebih tinggi kecerdasan intelektual dan emosionalnya, lebih mudah bersosialisasi, dan lebih baik spiritualnya. 5. Susu Formula Lebih Praktis

Pendapat ini justru salah. Untuk membuat susu formula diperlukan air panas (harus memasak dulu) dan peralatan yang harus selalu steril. Sebaliknya, ASI hemat energi, selalu siap setiap saat, dan steril. 6. Ingin berolahraga untu Menurunkan Berat Badan

Pendapat bahwa banyak berolahraga akan membuat ASI menjadi terasa asam akibat pengaruh keringat, membuat para ibu menghentikan ASI dan justru bergiat berolahraga. Pendapat ini tidak benar. Area puting yang disebut areola mammae itu justru tak banyak kelenjar keringatnya. Jadi, keringat takkan mengganggu produksi ASI. Terlebih bila ibu rajin membersihkan badan sebelum menyusui.

Penelitian justru membuktikan bahwa menyusui ASI secara eksklusif akan membantu ibu menurunkan berat badan lebih cepat karena timbunan lemak yang terjadi sewaktu hamil akan digunakan untuk proses menyusui.****