TabloidNakita.com - Bayi pun dapat terkena anemia. Bagaimana fakta tentang anemia pada bayi, berikut penjelasannya:Definisi anemia pada bayi: Dalam bahasa sehari-hari, penyakit anemia dikenal sebagai kurang darah. Deteksi anemia bisa dilakukan dengan mengecek kadar hemoglobin (Hb). Jika kadar Hb di bawah 12—14 g/dl, maka bayi yang bersangkutan bisa dikatakan terkena gangguan anemia.
Anemia Pada Bayi: Kekurangan Zat Besi Yang terbanyak dialami oleh semua tingkatan umur adalah anemia akibat defisiensi zat besi. Pada bayi dan anak-anak, selain karena asupan makanan yang dikonsumsinya kurang memenuhi persyaratan gizi seimbang, defisiensi zat besi juga bisa disebabkan cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale), dan penyakit TBC yang menyerang paru-paru. Kuman TBC memerlukan zat besi agar bisa berkembang biak dan ini diambil dari sel darah merah.
Anemia pada Bayi Membuatnya Mudah Sakit
Kekurangan zat besi dalam tubuh membuat bayi cepat lelah, sehingga ia malas melakukan sesuatu atau mendapatkan stimulasi. Pasalnya, zat besi yang terdapat dalam sel darah merah berfungsi sebagai pengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh, sementara oksigen penting dalam proses pembentukan energi agar produktivitas kerja meningkat dan tubuh tidak cepat lelah. Tidak hanya itu, karena pasokan oksigen ke otak berkurang, daya tangkap dan konsentrasi juga menurun drastis.
Zat besi juga unsur penting dalam mempertahankan daya tahan tubuh agar kita tak mudah terserang penyakit. Bayi dengan kadar Hb kurang dari 10 g/dl akan mudah terserang berbagai penyakit menular.
Kenali Gejala Anemia Pada Bayi
Bayi yang mengalami anemia umumnya lebih rewel, susah makan, kulit pucat, suhu tubuh kadang-kadang dingin dan daya tahan tubuh menurun yang ditandai dengan gampang jatuh sakit dibandingkan dengan bayi seumurnya.
Penanganan Anemia Pada Bayi
Jika bayi mengalami anemia gizi ringan, biasanya dokter akan meresepkan vitamin ataupun suplemen mineral sesuai dosis kebutuhan. Namun jika anemianya cukup ekstrem, yaitu bila kadar hemoglobinnya menurun sampai kisaran 7 g/dL, maka perlu dilakukan transfusi sel darah merah segera. Ini merupakan satu-satunya cara untuk menambah jumlah sel darah merah secara cepat. Pencegahan Anemia Pada Bayi Berikut pencegahan anemia pada bayi:
- Berikan ASI eksklusif. ASI memiliki kadar zat besi yang cukup untuk bayi.
- Bila bayi sudah 6 bulan ke atas, berikan makanan pendamping ASI (MPASI) dari bahan makanan kaya zat besi seperti sayuran hijau (bayam, jamur; kuning telur (kandungan zat besinya bahkan lebih tinggi dari daging); buah kering seperti kismis dan wijen. Berikan bahan makanan itu secara bertahap sesuai dengan usia bayi.
- Berikan makanan yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi di usus, seperti buah-buahan segar dan sayuran yang banyak mengandung vitamin C.