Jangan Ajak Bayi Sakit Naik Pesawat

By Ipoel , Senin, 1 Juni 2015 | 05:25 WIB
Jangan Ajak Bayi Sakit Naik Pesawat (Ipoel )

TabloidNakita.com - Mengajak bayi sakit naik pesawat berisiko terhadap kesehatannya, bahkan keselamatan jiwanya. Apa sajakah risiko tersebut, berikut penjelasan dr. Satyawati, SpA dari RS Azra Bogor: 1. Bayi Berisiko Mengalami Dehidrasi 

Mengajak bayi yang sedang sakit untuk bepergian dengan menggunakan pesawat dapat membahayakan kesehatannya. Bayi dengan suhu tubuh yang tinggi, demam, atau panas tinggi rawan terjadi dehidrasi. Sebab, saat demam, tubuh banyak mengeluarkan cairan. Dampak lebih lanjut, bila bayi yang kekurangan cairan pada tubuh tersebut tidak teratasi, di antaranya dapat mengakibatkan kejang dan berakhir dengan kematian, bila kondisi kejang tersebut tidak segera teratasi. Tambahan lagi, gejala dehidrasi pada bayi tidak mudah terdeteksi, demikian pula dengan kejang. Kejang pada bayi bisa ditandai hanya bibir kedutan, tangan tremor, atau mata yang bergerak ke atas menyerupai juling. Berbeda dari gejala kejang pada anak-anak atau orang dewasa yang dapat ditandai dengan anggota tubuh yang tegang.

2. Berisiko Mengalami Kekurangan Oksigen Semakin tinggi pesawat mengudara, maka terjadi penurunan kadar oksigen pada udara yang dihirup. Nah, pada saat tubuh bayi sedang tidak prima atau sakit, kekurangan oksigen dapat menyebabkan kematian. Pasalnya, keterbatasan suplai oksigen ke seluruh tubuh tentunya akan memengaruhi fungsi organ-organ tubuh bayi, termasuk jantung dan paru-paru. Ketika jantung dan paru-paru tidak berfungsi dengan maksimal, maka suplai darah dan oksigen ke seluruh tubuh mengalami gangguan yang tentunya dapat menyebabkan terjadinya kematian pada bayi.

3. Gangguan Organ PendengaranGangguan kesehatan lain yang mungkin dialami bayi adalah tekanan yang nyeri pada organ indra pendengaran atau telinga, bahkan sangat mungkin gendang telinga menjadi robek bila tekanannya terlalu ekstrem. Perubahan tekanan udara terjadi ketika pesawat mengudara dan tinggal landas, perubahan tekanan udara inilah yang dapat membahayakan gendang telinga bayi. Dalam kondisi bayi yang sedang sehat saja, perubahan tekanan udara dapat menyebabkan rasa nyeri pada telinga, palagi saat kondisi tubuh bayi tidak sehat, misal karena bayi sedang batuk pilek, tentunya dapat memperparah kondisi gendang telinga, bahkan dapat menyebabkan robeknya gendang telinga. Itulah mengapa, tidak disarankan bagi bayi yang sedang mengalami batuk pilek menggunakan pesawat udara.PASTIKAN USIANYA 4 BULAN 

Bila kondisi bayi sehat, maka pastikan usianya sudha tepat, yaitu sudah masuk 4 bulan. Mengapa? Karena pada usia tersebut, daya tahan tubuh bayi sudah berfungsi, meskipun belum maksimal. Selain itu juga, pertumbuhan bayi sudah optimal dan si bayi pun mampu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan di sekitarnya. Memang sih idealnya, bayi diajak bepergian ketika sudah 6 bulan karena daya tahan tubuhnya sudah terbentuk dengan baik.CEK KESEHATAN BAYI SEBELUM NAIK PESAWAT 

Bila usia bayi sudah 4 bulan dan berencana naik pesawat, selanjutnya yang perlu Mama Papa lakukan adalah memeriksakan kesehatan si bayi terlebih dahulu. Upayakan pemeriksaan dilakukan tiga hari sebelumnya, meski sebenarnya tidak ada aturan baku waktu yang tepat melakukan pemeriksaan. Mintalah surat keterangan sehat dari dokter dan surat izin untuk bayi dibawa naik pesawat. Saat memesan tiket penerbangan, mintalah tempat duduk di bagian depan pesawat untuk mengurangi suara bising dari mesin pesawat dan pilih tempat duduk yang di gang agar lebih mudah keluar masuk. Sebelum pesawat mengudara, tutuplah kedua lubang telinga bayi dengan kapas yang lembut untuk mengurangi kebisingan suara mesin pesawat saat berada di dalam pesawat. Selanjutnya, susui bayi saat pesawat lepas landas dan mendarat, untuk mengurangi sakit di telinga.  Bepergian naik pesawat bersama bayi pun menjadi menyenangkan