TabloidNakita.com - Penyakit hernia tidak hanya menimpa kaum dewasa atau manula, hernia pada bayi juga umum ditemukan. Kasus hernia pada bayi ini juga banyak ditemukan. Hal yang perlu dilakukan orangtua, sering-sering memantau kondisi si kecil.Bila menemukan keganjilan atau kelainan, jangan ragu untuk membawanya ke dokter. Ingat, semakin dini, penyakit ini terdeteksi, semakin mudah tindakan medis hernia pada bayi dilakukan.
SEBABKAN KEMATIANMeski namanya terkesan indah, jangan sepelekan hernia pada bayi. Menurut dr. Cosmas Gora Triaswhoro, Sp.B., dari RS Mitra Internasional, Jakarta, bila penyakit ini terus didiamkan tanpa penanganan tepat maka dapat menimbulkan kematian.DEFINISI HERNIA PADA BAYI
Dari segi medis, hernia merupakan bentuk penonjolan dari organ dalam, seperti usus, yang masuk ke bagian lain melalui suatu celah. Dari jenisnya, secara umum ada dua, internal dan eksternal. Hernia internal, jelas Cosmas, berada di dalam tubuh dan tidak bisa dilihat secara kasat mata. Contohnya hernia diafragmatik yaitu hernia yang menembus otot pemisah antara bagian perut dengan dada. Bila hernia ini terjadi pada bayi, umumnya disebabkan karena adanya kelemahan pada diafragma yang tidak terbentuk secara sempurna. Namun biasanya, jenis hernia ini lebih sering diderita oleh orang dewasa atau manula karena semakin tua maka otot dinding perut semakin lemah. “Sedangkan pada bayi, umumnya mengalami hernia eksternal yang bisa dideteksi secara kasat mata,” jelas Cosmas. Jenis hernia pada bayi ini dibagi dua, hernia inguinalis yang muncul di lipat paha dan hernia umbilikalis yang muncul di daerah pusat/puser.
HERNIA PADA BAYI KARENA PEMBENTUKAN ORGAN YANG TAK SEMPURNA
Proses terjadinya hernia pada bayi, jelas dr. Cosmas Gora Triaswhoro, Sp.B., dari RS Mitra Internasional, Jakarta, umumnya karena proses pembentukan organ yang kurang sempurna. Hal ini dikarenakan penyakit kongenital, yakni penyakit yang muncul ketika berada di dalam kandungan dan umumnya tidak diketahui penyebabnya. Hernia inguinalis misalnya, terjadi karena kegagalan proses penutupan kantung yang menutupi testis atau buah pelir. Ketika di dalam kandungan testis pada anak laki-laki turun ke bawah dan berhenti sesampainya di skrotum (kantung pelir). Proses penurunan ini dimulai ketika usia kandungan 7-8 bulan. Ketika turun, dia akan membawa selaput di dalam perut yang ikut turun ke bawah sehingga membuat testis seperti tergantung. Ketika lahir, umumnya prosesnya sudah selesai. Namun pada beberapa bayi, proses penutupan hingga menjadi ligamentum tidak berjalan sempurna yang akhirnya menyisakan lubang. Nah, lubang inilah yang nantinya bisa menimbulkan hernia karena akan terisi air. Hal ini membedakan hernia pada bayi dengan hernia pada orang dewasa yang umumnya terisi usus.