4 Alasan MPASI Sebaiknya Diberikan Setelah Bayi Berusia 6 Bulan

By Ipoel , Jumat, 15 September 2017 | 04:00 WIB
4 Alasan MPASI Diberikan Setelah 6 Bulan (Ipoel )

Nakita.id -  Sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, bayi hanya mendapatkan ASI. ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Barulah di usia 6 bulan, bayi mulai diberikan MPASI alias makanan pendamping ASI. Ada 4 alasan mengapa MPASi baru diberikan setelah bayi berusia 6 bulan, berikut di antaranya: 

Pertama, setelah 6 bulan, bayi membutuhkan lebih banyak zat besi dan seng daripada yang tersedia di dalam ASI.

Kedua, sebelum usia 6 bulan, enzim pencernaan bayi belum sempurna sehingga bayi belum dapat mencerna zat tepung dan protein.

(Baca juga : 6 Syarat Memberikan MPASI Buatan Sendiri)

Ketiga, sebelum usia 6 bulan, sistem kekebalan usus bayi pun belum sempurna. Akibatnya, sistem kekebalan usus yang berfungsi melindungi usus dari makanan sumber protein, belum cukup diproduksi, sehingga banyak protein yang masuk ke dalam sel-sel usus malah merangsang reaksi alergi dan intoleransi.

Keempat, usia 6 bulan adalah saat bayi mulai belajar mengunyah dan mulai bisa menelan makanan padat sehingga risiko tersedak menjadi berkurang.

Itulah alasan mengapa MPASI baru diberikan setelah bayi berusia 6 bulan.

(Baca juga : 5 Jenis MPASI Terbaik Untuk Kesehatan Bayi)

Masalahnya, tak sedikit orangtua bingung memilih makanan untuk bayinya. Padahal, ada beragam makanan yang dapat diolah dan diberikan kepada buah hati tercinta.

Semakin bervariasi bahan makanan yang diberikan, semakin terpenuhi kecukupan gizi si bayi. 

Bayi usia 6 bulan termasuk ke dalam konsumen pasif, artinya bayi akan menerima makanan bergantung pada apa yang disediakan oleh ibu, sehingga saat ini merupakan waktu yang tepat untuk memperkenalkan beragam makanan bergizi.

(Baca juga : Hati-hati Saat Mengolah Bahan Makanan untuk MPASI)

Namun, dalam memperkenalkan setiap jenis makanan baru kepada bayi, orangtua hendaknya lebih bersabar. Setelah diperkenalkan satu jenis makanan, tunggulah sekitar 3 hari untuk mengetahui adakah reaksi alergi yang ditimbulkan.

Bila terbukti aman-aman saja barulah dapat diperkenalkan dengan jenis makanan lainnya. Begitu seterusnya.