Cara Cegah Kepala Peyang

By Ipoel , Senin, 9 November 2015 | 01:20 WIB
Cara Cegah Kepala Peyang (Ipoel )

Tabloid-Nakita.com - Dengan sering ditengkurapkan, bayi belajar mengembangkan kekuatan leher, punggung, dan otot-otot bagian atas lainnya. Kurang lebih di usia usia 4 bulan, kebanyakan bayi telah mampu menopang kepala dan lehernya menghadap depan. Jika sudah menguasai kemampuan tersebut dengan baik, tidak lama dari itu kemampuan mengangkat tubuh ini meningkat, dia mulai bisa membalikkan badan, menggeser dan akhirnya mampu menggulingkan badan dari posisi tengkurap, telentang, lalu tengkurap lagi dan seterusnya. Nah, hati-hati, kemampuan berguling ini harus diantisipasi dengan pembatas yang aman agar bayi tidak terjatuh ke lantai.

Pentingnya latihan tengkurap telah dibuktikan oleh beberapa penelitian. Misalnya yang dilakukan oleh Klinik Wichita, di Newton, Amerika Serikat yang kemudian dipublikasikan di Archives of Pediatric and Adolescent Medicine. Penelitian ini membuktikan, bayi yang lebih banyak tidur telentang jauh lebih kecil kemungkinannya untuk bisa berguling di usia 4 bulan daripada bayi yang biasa ditidurkan tengkurap.

Hal yang sama diakui oleh Glenn Doman (ahli terapi otak). Menurutnya untuk mempermudah bayi bergerak, maka bayi harus diletakkan di lantai, tentu saja yang bersih dan aman, dengan posisi tengkurap agar dia bisa menghabiskan waktunya sebanyak mungkin menggerakkan tangan dan kakinya untuk bergeser maju.  Sebaliknya, Doman mengatakan, bayi dalam posisi telentang ibarat kura-kura dalam posisi terbalik. Ia sulit menggunakan leher dan anggota tubuhnya untuk belajar menopang tubuh dan bergerak maju atau mundur. 

Selain baik bagi perkembangan sensor-motorik (kemampuan indra dan gerak), tengkurap juga membuat tidur bayi jadi lebih pulas. Refleks moro (refleks pada bayi baru lahir yang terlihat seperti gerak terkejut) sering kali membuat bayi terjaga dan menangis. Efek refleks kejut yang tak terkontrol itu dapat dikurangi dengan tidur tengkurap.  Alasannya, dada dan tangan bayi bersentuhan dengan permukaan tempat tidurnya sehingga menimbulkan rasa aman. Manfaat lain, tidur tengkurap mencegah terjadinya kepala gepeng atau peyang.

Selanjutnya, bayi yang telah mampu tengkurap sendiri akan lebih mudah meraih kemampuan motorik kasar yang lebih komplek yaitu berguling, merangkak, berdiri, hingga berjalan.

Bayi sebaiknya diberi kesempatan untuk tengkurap sekitar 30 menit dalam sehari. Bagilah dalam  beberapa kali kesempatan. Kalaupun bayi sudah merasa tak nyaman dengan posisi tengkurap, bantu ia mengubah posisinya menjadi telentang atau gendonglah.  Hanya saja, untuk bayi prematur, posisi tidur tengkurap tidak disarankan, karena fungsi organ tubuhnya yang belum matang.

Tentunya saja bayi kecil yang ditengkurapkan harus selalu dalam pengawasan. Sebab, tidur dalam posisi tengkurap tanpa pengawasan berisiko membahayakan si kecil, bahkan mengancam nyawanya.