Tabloid-Nakita.com - 6 langkah berikut terbukti efektif mengurangi frekuensi bayi gumoh:
1. Atur tepat posisi minum dan makan
Hindari posisi berbaring datar saat minum ASI. Posisikan tubuh bayi dengan kepala lebih tinggi dibanding tubuh bagian bawah, sudutnya sekitar 45 derajat. Dengan begitu ASI bisa langsung “mengendap” di dasar lambung. Setidaknya jaga posisi ini sekitar 30 menit hingga setelah makan. Jika sudah diberikan MPASI, sebaiknya lakukan dengan posisi tegak dan jangan langsung ajak bayi beraktivitas yang berlebihan seusai makan.
2. Jangan kebanyakan
Pemberian ASI/MPASI harus sesuai kebutuhan, jangan sampai berlebihan, karena bisa memicu gumoh. Lebih baik berikan ASI/MPASI sedikit-sedikit tapi sering.
3. Sendawakan bayi
Terutama jika bayi minumsusu dengan menggunakan botol dan dot, karena bisa saja udara ikut masuk ke dalam lambung yang dapat memicu terjadinya gumoh. Cara menyendawakannya, gendong bayi di dada menghadap ke belakang tubuh kita, lalu tepuk-tepuk bagian belakang tubuhnya secara perlahan.
4.Periksa ukuran lubang dot
Ukuran lubang dot yang terlalu besar dapat membuat bayi tersedak, sementara bila terlalu kecil dapat membuat udara lebih banyak masuk ke dalam perut karena susu tidak dapat keluar dengan maksimal.
5.Perhatikan posisi tidur setelah minum/makan
Posisi kepala harus lebih tinggi dibandingkan badan dan tubuh bagian bawah, supaya makanan/minuman di lambung tidak balik ke kerongkongan. Atau, posisikan miring ke kiri/ kanan dengan kepala tetap lebih tinggi dari kaki.
6.Susu lebih kental
Jika bayi sering gumoh dan sudah minum susu formula (di atas 6 bulan), bisa diatasi dengan pemberian susu yang lebih kental dari biasanya. Caranya, campurkan sufor dengan tepung beras sebanyak 5 g untuk setiap 100 cc susu. Namun, jika hingga sebulan tetap saja gumoh, sebaiknya konsultasikan ke dokter. Mungkin dokter akan memberikan obat-obatan untuk mengatasinya.