Atasi Anak yang Suka Pegang Alat Kelamin

By Ipoel , Minggu, 23 Februari 2014 | 00:00 WIB
Atasi Anak yang Suka Pegang Alat Kelamin (Ipoel )

TabloidNakita.com - Sebelum membahas topik anak suka memegang alat kelamin, kita perlu memahami terlebih dulu  mengapa si prasekolah berperilaku demikian? Secara teori, pada usia 3—6 tahun, anak memasuki tahapan perkembangan psikoseksual, yaitu masa falik. Pada periode ini, sumber kenikmatan dari mulut (masa oral) secara alami berpindah ke daerah kelamin. Akan tetapi, kepuasan seksual yang diperoleh pada tahap ini bukanlah masturbasi. Pada masturbasi ada keinginan atau pengharapan untuk bisa memuaskan hasrat seksual.

Jadi, pada usia ini anak belum memiliki pemikiran ke arah sana. Yang terjadi saat anak memegang alat vital, rasa ingin tahunya muncul  sehingga apa pun dia eksplorasi, termasuk alat kelaminnya. Ia berusaha mengamati organ seks miliknya dengan memegang-megang, menggaruk-garuk, bahkan memperlihatkan  alat kelaminnya kepada orang lain. Sekali lagi, bukan untuk kenikmatan, namun sekadar menuruti keingintahuannya, “Ini namanya apa, ya?”; “Apakah ayahku punya juga?”, dan lainnya.

BERI PEMAHAMAN

      

Apa yang harus kita lakukan saat mendapati anak memegang atau memain-mainkan alat kelaminnya? Berikut tipnya!

* Hindari kalimat intimidatif.

Yang pasti tak perlu memarahi. Hindari juga kata-kata yang bersifat intimidatif. “Hayoo, Kakak lagi ngapain? Jangan begitu, enggak baik!“ Kata-kata seperti itu hanya akan membuat anak kaget, merasa tertekan dan merasa bersalah.

* Alihkan perhatiannya.

Tak perlu panik. Camkan pada diri Anda, anak hanya sekadar ingin tahu. Coba alihkan perhatikannya dengan melakukan kegiatan lain. Mengajak ia bermain, misal, dengan begitu fokus perhatiannya tidak melulu pada alat kelaminnya.

* Beri penjelasan.

Beri penjelasan sesuai dengan kemampuan anak menyerap informasi. “Nak, alat kelamin bukan untuk dimainkan. Tanganmu kan kotor, ada kuman, nanti kalau pipis bisa sakit.”

* Jangan dibiarkan.

Meski wajar, namun pegang-pegang alat kelamin juga tidak bisa dibiarkan. Kalau dibiarkan, khawatirnya tindakan itu menjadi cikal-bakal masturbasi di fase berikutnya. Jadi, cepat alihkan bila anak terlihat senang memegang alat kelamin.