Anak Merasa Sudah Besar

By Ipoel , Jumat, 21 Februari 2014 | 04:00 WIB
Anak Merasa Sudah Besar (Ipoel )

TabloidNakita.comAnak sudah merasa besar . Anak juga sudah dapat meyakinkan orangtua dengan berbagai kemampuannya, orangtua tetap jangan termakan rayuan anak. Dia tetap anak kita, bukan orang dewasa yang sudah besar.

Ketika anak yang merasa sudah besar itu ingin melegitimasi dan memanipulasi supaya keinginannya dipenuhi, sebaiknya orangtua tidak terjebak. Kita perlu melakukan antisipasi supaya anak mendapatkan pemahaman yang benar akan konsep merasa sudah besar. Berikut caranya:

Ketika anak yang sudah merasa besar itu berusaha melegitimasi, sebaiknya kita tidak ikut melegitimasi. Contoh, ketika anak bilang dirinya sudah besar, sehingga boleh mengangkat panci yang berisi air panas, kita segera tanggap melarangnya. Katakan pada anak, “Kak, yang mengangkat panci biar Mama saja, Kakak angkat sendok pancinya saja!” Terangkan kenapa anak tak boleh mengangkat air di panci tersebut.

Dengan tidak melegitimasi keinginan anak, kita memberikan pelajaran kepadanya bahwa untuk memenuhi keinginan harus melalui pertimbangan, seperti faktor risiko, kemampuan dan kekuatan diri sendiri, serta situasi. Kita perlu menjelaskan faktor-faktor ini supaya anak memahami dampak yang terjadi bila dia memaksakan keinginannya. Meski begitu, orangtua tidak lantas mengecilkan anak yang sudah merasa besar tadi, anak tetap diberi peran sesuai dengan kemampuannya.  

Bila kita ikut melegitimasi, anak akan beranggapan bahwa pendapatnya memang benar. Selain itu, bila yang dilakukan anak dapat membahayakannya, terkena air panas misal, tentu sangat merugikan anak.

* Beri Pengalaman Baru Kepada Anak 

Banyak anak, apalagi merasa dirinya sudah besar yang sulit diberi tahu. Bila demikian, kita boleh saja mengarahkannya dengan cara memberikan pengalaman baru kepada anak. Umpama, membuka tutup panci lalu memperlihatkan air yang mengepulkan uap, “Lihat Kak, airnya panas sekali sampai mengepulkan uap. Nanti kalau terkena badanmu bagaimana?” Syukur bila anak tak jadi melakukannya. Tetapi bila anak tidak juga mengurungkan niatnya, alihkan dengan memberinya pengalaman baru yang tidak menyenangkan, seperti mencipratkan setitik air panas tersebut ke tangannya biar dia merasakan panasnya. Ketidaknyamanan akan membuat anak mengurungkan niat. Dari situ, anak akan tahu kenapa kita melarangnya melakukan suatu hal.

* Harus Konsisten 

Mau tidak mau, orang tua harus konsisten melakukan itu semua dengan baik dan benar kepada anak. sedikit tega tidak mengapa untuk kebaikannya.

Anak memang sudah besar, meski begitu anak memiliki berbagai keterbatasan yang membuatnya tidak dapat melakukan hal-hal di luar kemampuannya. Zali

Nara sumber: Juriana, S.Psi., Psi., psikolog dan dosen dari Universitas Negeri Jakarta