TabloidNakita.com - Pesta ulang tahun sebetulnya merupakan momen dan bentuk apresiasi akan keberadaan sang buah hati. Hal ini diwujudkan dalam pesta sebagai salah satu bentuk ungkapan rasa syukur sang orangtua karena telah dianugerahi anak oleh Yang Maha Kuasa. Perlukah pesta ulang tahun buat anak? Untuk menjawabnya kita bahas dulu tentang makna ulang tahun.
Pada pelaksanaannya, sering kali pada keluarga tertentu yang mempunyai kelebihan rezeki mengadakan pesta ulang tahun anak secara besar dan mewah. Bahkan beberapa orang terkenal mengadakannya di hotel, restauran, cafe, pusat hiburan, dan sebagainya. Ada juga yang menyelenggarakan pesta anaknya di tempat-tempat tertentu seperti panti asuhan, tempat anak cacat, dan dengan anak-anak kurang mampu lainnya. Tidak sedikit pula keluarga yang hanya menyelenggarakan pesta anaknya secara sederhana di rumah atau di suatu tempat. Mereka makan bersama anggota keluarga atau hanya mengundang keluarga besar saja. Kemudian melakukan foto-foto untuk dokumentasi.
Tetapi ada juga loh keluarga yang memang tidak pernah memperingati ulang tahun anaknya. Karena hal itu dianggap sekedar budaya saja. Bisa juga karena keterbatasan dana orangtua, sehingga tak bisa mengadakan pesta semacam itu. Sebetulnya, mau dirayakan atau tidak ulang tahun si anak, pelaksanaannya tergantung masing-masing orangtua dan itu merupakan haknya.
Menurut Fenny Hartiani, M.Psi dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, pesta ulang tahun selama tidak berlebihan tetap mempunyai makna dan sarat manfaat. Terutama berkaitan dengan konsep diri anak yang positif. Anak merasa dihargai oleh orangtuanya. Buktinya, setiap hari kelahirannya selalu diingat, diapresiasi, dan dihargai. Anak akan merasa senang karena kehadirannya telah diapresiasi oleh orangtuanya. Dia juga merasa bukan anak yang ditolak melainkan diharapkan. Namun, bentuk penghargaan ini pun tidak dilihat dari besarnya perayaan ulang tahun dan jumlah biaya yang sudah dikeluarkan orangtua.
Anak yang tidak pernah dirayakan ulang tahun bukan berarti pula berdampak pada konsep diri negatif, lo. Meski mungkin ada anak yang ‘membatin’, namun dia bisa belajar menerima keadaan. Hal ini akan menempa kualitas dirinya lebih positif. Kelak ia akan tumbuh menjadi anak yang lebih tahan banting terhadap suatu kondisi yang tidak menyenangkan. Biasanya justru anak dari keluarga seperti ini menjadi lebih taft. Jika dirayakan dia akan bersyukur dan kalaupun tidak, tak menjadi masalah dan mereka tidak menuntutnya. Berbeda dengan anak yang terbiasa di zona nyaman atau selalu berkelimpahan. Begitu ada suatu keinginan yang tak terpenuhi anak menjadi lebih rentan, lebih depresi, mudah menyerah, dan sebagainya.
Perlu diperhatikan pula, perayaan ulang tahun hanyalah momen pelengkap. Artinya, hal yang sebenarnya paling penting adalah bagaimana interaksi anak dan orangtua sepanjang tahunnya, dari momen perayaan kelahiran tersebut hingga momen perayaan kelahiran berikutnya. Tak akan banyak bermakna ulang tahun tersebut jika sepanjang tahun orangtua miskin interaksi dengan anak. Mungkin saat ulang tahun orangtua dan anak ada interaksi, selanjutnya tidak ada komunikasi yang terjalin, karena misal orangtua berpisah dan tinggal di tempat yang berlainan. Sehingga makna ulang tahunnya sekadar seremonial. Padahal yang perlu dilihat justru bagaimana penghayatan yang dialaminya sebagai seorang anak. Apakah ia disayangi, diperhatikan, dan di-support. Jadi harus ada interaksi yang sifatnya resiprokal (dua arah) sepanjang tahun. Jadi, perlukah pesta ulang tahun buat anak? Semuanya diserahkan kepada orangtua.
Dedeh