TabloidNakita.com - Sering, kan si kecil mendapat ajakan untuk menjalani tes psikologi. Seperti apa ya tes psikologi untuk anak prasekolah. Nah, serangkaian tes psikologi yang diberikan kepada anak prasekolah umumnya digunakan untuk mengukur:
- Kecerdasan umum (IQ) yang artinya tes psikologi untuk mengukur keseluruhan kapasitas yang dimiliki seseorang untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan beradaptasi secara efektif terhadap lingkungan.
- Koordinasi sensomotorik (kemampuan motorik halus dan kasar) yang nantinya akan berpengaruh pada kemampuan anak untuk mengontrol dirinya, melakukan kegiatan belajar seperti menulis, dan lain-lain.
- Kemampuan wicara (apakah seorang anak sudah memiliki kemampuan bicara yang sesuai dengan usianya atau kurang), nantinya berpengaruh pada kemampuannya menyerap materi belajar di sekolah formal
- Persepsi visual (terkait dengan kemampuan anak untuk mengolah input visual)
- Pemahaman terhadap simbol-simbol
- Daya ingat
- Konsentrasi (kemampuana anak untuk memusatkan perhatiannya)
- Hubungan sosial (kemampuan anak untuk melakukan interaksi sosial dan penilaian sosial)
- Kematangan emosi (bagaimana seorang anak mampu memberikan respons emosi yang sesuai tuntutan lingkungan)
Tes psikologi untuk anak usia pra sekolah, hanya melihat kecenderungan arah minat. Tes psikologi untuk anak ini tidak dapat dijadikan acuan 100%, karena di saat usia prasekolah anak masih mudah dipengaruhi mood atau suasana hati ataupun lingkungannya. Anak masih mudah bosan terhadap sesuatu hal. Orangtua perlu lebih bijaksana dalam menyikapi hasil tes psikologi ini . Sehingga psikolog akan menyarankan pada orangtua untuk lebih banyak mengenalkan pada serangkaian kegiatan dan melakukan eksplorasi. Jika anak terlihat berbakat pada suatu kegiatan, orangtua juga diharapkan memfasilitasi atau memberikan kemudahan akses pada anak untuk mengembangkan minat dan bakatnya tersebut.
Umumnya, hasil tes psikologi yang dilakukan di usia prasekolah ini nantinya akan berubah, karena perkembangan usia, pengalaman, proses belajar, stimulasi yang diberikan lingkungan, masalah emosi, atau masalah sosial. Jadi, tes psikologi di usia ini tidak bisa dijadikan acuan saat anak masuk sekolah dasar. Jadi, perlu ada tes psikologi lagi nanti.
Menurut Irma Gustiana A,M.Psi,Psi dari LPT UI, tes psikologi sebaiknya ditindaklanjuti. Jangan hanya menjadi pieces of papers saja. Orangtua perlu bijaksana dalam menyikapi hasil tes psikologi. Saran-saran yang diberikan oleh psikolog sebaiknya dilakukan untuk pengembangan diri anak. Dalam keadaan tertentu, psikolog akan meminta orangtua melakukan evaluasi kembali saat tes psikologi. Umumnya (minimal) 6 bulan setelah assessment terakhir untuk melihat ada tidaknya perubahan pada anak. Hal ini biasanya dilakukan untuk kasus tertentu, misalnya gangguan wicara atau gangguan tumbuh kembang lainnya.
Dedeh