TabloidNakita.com - Orangtua maupun guru jangan langsung panik saat istilah pacar terlontar dari mulut anak. Tenang, umumnya anak belum mengerti sepenuhnya istilah pacar. Kemungkinan besar anak mengetahui istilah tersebut karena pengaruh lingkungan. Apalagi bila diperhatikan zaman sekarang orangtua sibuk bekerja, sehingga tidak selektif dalam mengawasi tontonan anak. Anak dibiarkan menonton sinetron remaja seperti yang ditonton oleh pengasuhnya. Adakalanya orangtua atau orang dewasa di sekitar anak juga tidak memilah dalam berbahasa di depan anak dengan istilah-istilah orang dewasa yang didengar anak. Apalagi kalau keseharian anak lebih banyak dengan pengasuhnya, yang umumnya masih remaja. Anak mendengar pembicaraan mereka dengan teman-temannya. Mau tak mau apa yang dllihat anak dan didengar anak adalah hal-hal yang sebetulnya milik orang dewasa.
Jangan lupa, berikan penjelasan, istilah ‘pacar’ itu seharusnya untuk anak yang sudah besar. Orangtua juga sebaiknya lebih selektif dalam hal tontonan dan juga pergaulan anak prasekolahnya. Juga tidak bersikap menjodoh-jodohkan anaknya dengan anak temannya atau menganggapnya sebagai bahan candaan seperti itu.
Guru pun harus peduli dan tanggap tentang bahasa semacam pacar-pacar ini. Sebaiknya guru membahas di kelas soal pertemanan, seperti,”Tidak usah bicara seperti itu. Bilang saja teman atau sahabat. Itu lebih baik.” Jadi, perlu kerja sama orangtua dan guru di sekolah. Sehingga ketika anak bertemu dengan teman yang mengatakan soal pacar-pacar, si anak bisa mengatakan pada temannya bahwa hal itu tidak pantas dikatakan.
Pada orangtua yang sering tidak menyadari telah menjadikan anaknya bahan bercandaan perlu diberitahukan pula bahwa anaknya tak akan suka diperlakukan seperti itu. Orangtua harus memperbaiki sikapnya lebih baik terhadap anaknya dan menjadi contoh yang baik buat anaknya.
Buat guru di sekolah yang mungkin menemukan perilaku muridnya dengan bahasa tubuh atau ekspresi spontan seperti mencium teman yang disukainya, tentu jangan lantas panik. Meski mungkin guru kaget namun atur emosi dengan baik dan ajak si prasekolah tersebut bicara mengapa dia bersikap seperti itu. Hal ini bukan sekedar masalah pacar saja tapi hal apa saja yang anak tiru dari orang dewasa di sekitarnya. Guru perlu mencari tahu informasi tentang si anak tersebut di rumah seperti apa, lebih banyak bermain dengan siapa, seperti apa cara berkomunikasi dan berbahasanya, dan sebagainya. Informasi yang diperoleh guru tentang si anak dan perilakunya di sekolah ini harus dikomunikasikan pada orangtuanya, sehingga anakpun belajar sikap dan perilaku mana yang baik dan tidak.