TabloidNakita.com - Ketika orangtua atau guru mendengar si prasekolah bicara soal pacar, sebaiknya orangtua mengajak anak untuk berkomunikasi. Gali seberapa jauh anak memahami istilah tersebut. Lalu beri penjelasan atau informasi yang sebetulnya mengenai istilah tersebut. Contoh, “Ih, kenapa sih Kania bilangnya dia itu pacar. Bilang saja teman atau sahabat. Yang bilang pacar itu kan orang yang sudah besar. Kalau kamu tidak bicaranya pacar. Karena istilah itu untuk anak yang sudah besar.”
Bisa saja anak kemudian bertanya lebih lanjut seperti yang ditanyakan Kania berikut,“Bu, guru, kalau Papa sama Mama boleh enggak dibilangnya pacar?” Guru dapat melanjutkan jawabannya seperti, “Kalau Papa sama Mama bukan lagi pacar, tetapi suami dan isteri. Dulunya mereka berpacaran tetapi kini sudah menikah. Kalau sudah menikah harus tinggalnya satu rumah. Tapi, kalau pacar itu tinggalnya tidak satu rumah, tapi masih dengan orangtuanya masing-masing.”
Adakalanya pertanyaan anak prasekolah jaman sekarang sudah seperti itu, sehingga orangtua dan guru sudah harus memberikan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan orang dewasa. Meski memang ada suatu kebimbangan bagi guru dan orangtua, namun memang tuntutan jamannya sekarang ini demikian. Pertanyaan anak mengenai keingintahuannya mengenai dunia dewasa, perlu dijawab dengan memberikan informasi yang benar. Guru dan orangtua tidak bisa menutup mata begitu saja. Apalagi paparan sinetron dan acara-acara hiburan lainnya yang ditonton anak seperti apa bahasa dan bicaranya sudah sedemikian masuknya ke dunia anak. Sehingga guru sebagai pendidik dan juga orangtua harus memberitahu nilai-nilai positif dan negatifnya seperti apa.