Anakku Belum Mandiri

By Ipoel , Selasa, 29 Oktober 2013 | 06:30 WIB
Anakku Belum Mandiri (Ipoel )

TELANJUR DILAYANI

      

Bila anak terlanjur serba dilayani, ubahlah pola yang sudah terbentuk itu dengan cara berikut:

• Ajak bicara anak dan orang-orang di lingkungan sekitar, yaitu kakek, nenek, dan pengasuh. Tujuannya agar terjadi persamaan perlakuan terhadap anak sehingga apa yang menjadi target akan tercapai. Semua harus di bawah satu komando, yaitu orangtua, bagaimana metode yang akan ditempuh dalam memandirikan anak.

• Selanjutnya, mulai terapkan program memandirikan anak. Hindari marah bila anak “lama” melakukan sesuatu. Ingat, segala sesuatu perlu proses.

• Sampaikan apa yang menjadi harapan orangtua, “Kakak sudah besar. Jadi, mulai sekarang Kakak bisa mandi sendiri, ya.” Berikan arahan dengan nada datar dan pendek, juga tidak cepat karena rentang perhatiannya masih singkat, seperti, “Ya, sekarang buka sepatunya, lalu kaus kakinya, ya. Simpan di rak sepatu.” Bisa juga dengan kalimat, “Ayo siapa yang paling cepat memakai sepatu, Ayah atau Kakak?”

• Bersikap konsisten. Bila anak bosan, merasa tak mampu, merasa dipaksa, maka akan gagal program memandirikan anak. Katakan kepadanya, “Semua ini kebutuhan kamu. Kalau kamu tidak mau makan sendiri, nanti merasa lapar.” Jadi, tetap berikan dukungan, bukan bantuan.

• Ketika anak berhasil mencapai suatu target kemandirian, berikan reward yang membuat anak bangga dengan dirinya sendiri bahwa ia mampu melakukan sendiri. Contoh, “Wah keren, itu namanya anak TK. Beda sama adik bayi yang masih harus dibantu, ya. Anak TK memang harus bisa pakai sepatu sendiri dan kamu berhasil melakukannya. Hebat!” sambil acungkan jempol dan senyuman. 

Penting diingat, meminta anak melakukan sesuatu bukan berarti kita tak sayang atau tak mau memerhatikan anak. Orang lain mungkin menilai kita “Ratu/Raja Tega”, biarkan saja. Toh, kita melakukannya tidak dengan kekerasan, ancaman atau hukuman. Bukan kita tak sayang anak, justru karena kita sayang. Nanti buahnya kita petik, kok. Yang pasti, paradigma selalu dibantu atau diladeni ini harus diubah. Ingat, persaingan mereka di era masa depan sangatlah ketat. Kalau anak tak mandiri, akan seperti apa kelak? 

KIAT AGAR BERHASIL

      

• Sediakan waktu yang cukup, terutama di pagi hari untuk persiapan sekolah, mulai bangun tidur sampai siap berangkat. Bangunlah lebih pagi dan tidur malam jangan terlalu larut.

• Berlakukan “no teve” di pagi hari. Anak cenderung menjadi malas bergerak kalau begitu bangun tidur disodori tayangan teve.

• Hindari merendahkan kemampuan anak. Di usia TK, sebenarnya anak sudah bisa melakukan banyak hal, mulai bangun tidur sampai tidur kembali. Orangtua harus menumbuhkan konsep diri pada anak bahwa  “aku mampu, aku bisa”. Jadi, beri kepercayaan pada anak. Misal, kalau makan masih agak berantakan, yakinkan bahwa dirinya pasti bisa membereskan sendiri, bukan malah dibantu oleh pengasuh.

• Bersikap konsisten. Lakukan terus-menerus, tahap demi tahap, dan tak perlu mengharapkan hasil instan. Hargai setiap proses pencapaian anak.