Cetak Pemimpin Cilik

By Ipoel , Sabtu, 26 Oktober 2013 | 06:30 WIB
Cetak Pemimpin Cilik (Ipoel )

Anak bisa menjadi pemimpin, asalkan anak diberi kesempatan untuk membuktikan dan mengembangkannya. Jiwa kepemimpinan anak terbentuk karena mengamati dan memerhatikan apa yang ada di dekatnya setiap hari.

 

MEMBANGUN SIKAP

       

Menurut Ir. Buchori Nasution, pendidik dan Presiden Direktur Indonesian Education Management Institute (IEMI), kepemimpinan (leadership) merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari oleh setiap orang melalui pembelajaran lalu mengamalkannya. Sikap mendasar dari seorang pemimpin adalah apabila anak dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan sikap mau berusaha menolong orang lain atau temannya yang membutuhkan pertolongan dan mau berbagi ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain.

Hal yang perlu diperhatikan dalam mengasah sikap kepemimpinan si prasekolah:

 

 • Mengenali diri sendiri.

Sebelum menjadi seorang pemimpin, anak haruslah mengeksplorasi dirinya sendiri. Dengan mengenali dirinya sendiri, anak akan mudah membentuk konsep diri. Rangsang anak untuk berdiskusi. Diskusi akan merangsang self-initiative, misalnya, "Apa yang ingin kamu lakukan?". "Apa yang bisa saya lakukan untuk menjadikan lingkungan di sekitar saya lebih baik?" Dalam hal ini rangsanglah anak untuk aktif.

Umumnya, anak-anak yang pasif tumbuh di lingkungan yang selalu melayani kebutuhannya sehingga ia tidak terbiasa melakukan segala sesuatu sendiri. Faktor lainnya, anak tidak terbiasa mengambil inisiatif untuk memilih apa yang ia inginkan atau butuhkan, sehingga ia tidak terlatih untuk memutuskan. Anak tidak dilibatkan dalam kegiatannya sehari-hari merupakan salah satu penyebab anak tidak berani untuk mencoba sesuatu.

Oleh karena itu, latih kemandiriannya dan bantu anak untuk berinisiatif memecahkan permasalahannya sendiri, serta bertanggung jawab atas pilihan dan perilaku mereka sendiri. Berikan kesempatan kepada anak untuk memiliki beberapa pilihan dan mengambil keputusan yang terbaik menurutnya. Biarkan juga ia menjalani keputusannya dan belajar bertanggung jawab atas keputusan yang telah diambilnya. Dengan demikian, anak belajar mengambil keputusan beserta risikonya sehingga anak akan tumbuh sebagai individu yang berkarakter dan dewasa. Selain itu, melalui diskusi, anak akan belajar menerima dan mengenal adanya perbedaan pendapat, serta belajar menghargai pemikiran orang lain yang berbeda dengan pemikirannya.

 

 •  Melatih kepekaan sejak dini.

Latihlah anak berbagi dengan sesama. Dengan memiliki kepekaan yang tinggi, anak akan tumbuh menjadi pemimpin yang mampu menghargai orang lain dan tidak semena-mena.

 

Motivasi dan dukungan

Beri penghargaan atas setiap perilaku dan pendapat anak agar ia merasa dihargai dan mengembangkan konsep diri yang positif. Dengan demikian, anak menjadi berani untuk mengekspresikan ide dan pendapatnya, serta terangsang untuk belajar memimpin.

 

• Pola asuh demokratis

Orangtua perlu menciptakan dan menerapkan pola asuh yang demokratis (otoritatif) di rumah. Dalam arti memerhatikan minat, keinginan, dan  pendapat anak, penuh kasih sayang, serta menciptakan rasa aman dan nyaman pada anak. Memberikan penghargaan atau pujian atas keberhasilan atau perilaku baik dan memberi koreksi, bukan ancaman/hukuman bila anak melakukan kesalahan atau tidak dapat melakukan sesuatu. Atmosfer yang demikian akan mendorong keberanian anak untuk berkreasi.

 

• Kesempatan berkreasi

Berikan kesempatan kepada anak untuk berkreativitas. Kreatif merupakan salah satu kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin. Anak kreatif akan mampu mencari berbagai alternatif solusi saat dihadapkan pada suatu permasalahan.

Sikap kepemimpinan dapat dikembangkan pada diri anak sejak dini. Melatih kemandirian dapat menjadi langkah awal bagi anak untuk memimpin diri sendiri. Buatlah anak melakukan segala sesuatu untuk dirinya, seperti makan, mandi, berpakaian, merapikan tempat tidur, membereskan barang-barangnya, dan sebagainya.

Anak juga dapat dilibatkan dalam pengasuhan dan menjaga adiknya sebatas kemampuan sesuai usianya. Selain itu, anak dapat diberi kesempatan untuk memilih warna baju yang ingin dipakai, dekorasi kamar tidur, atau menentukan kursus yang diminati. Saat bermain, anak pun dapat diberi kesempatan untuk menentukan permainan, dilatih untuk berinteraksi dan bekerja sama.

Saat di sekolah, sikap kepemimpinan dapat dilatih dengan memberikan kesempatan kepada setiap anak untuk memimpin barisan atau memimpin doa secara bergiliran. Anak juga dapat diberi kesempatan untuk memimpin lomba menari, paduan suara, dan sebagainya.

Yuk, pupuk jiwa kepimpinan pada anak sejak dini! Manfaat jiwa kepemimpinan akan dirasakan anak sepanjang hidupnya. Misal, kemampuan anak menilai tindakan baik dan buruk, serta mengetahui prioritas hidupnya. Dengan jiwa kepemimpinan, anak pun memiliki kemampuan sosial (social skill) yang baik.

Hilman Hilmansyah