Belajar Bahasa Asing Harus Fun!

By Ipoel , Kamis, 12 September 2013 | 02:00 WIB
Belajar Bahasa Asing Harus Fun! (Ipoel )

Perlu diketahui, perolehan bahasa di usia ini sebaiknya diarahkan pada permainan bukan pembelajaran formal.

Anak-anak 3—5 tahun sangat mengandalkan pemakaian indra penglihatan, pendengar, dan peraba. Mereka memiliki energi yang luar biasa besar, tetapi motivasi dan perhatiannya mudah hilang (short attention and memory span). Karena itulah si kecil  tidak dapat diminta duduk manis dan tenang mendengarkan lebih dari 10 menit. Jadi, maksimalkan pengenalan bahasa asing dalam bentuk-bentuk fun, seperti bercerita (story telling), memberi label dan mewarnai, atau melakukan gerakan sesuai yang mereka dengar (nada dan ritme akan menarik). Yang penting, mereka merasakan “dicemplungkan” dalam pemakaian bahasa (language use) bukan dalam suasana “belajar pola atau aturan bahasa”.

Anak juga sebaiknya tidak dipaksa harus mengucapkan atau menuliskan kata/ kalimat. Sebaliknya, ajak mereka mendengarkan dan melihat berbagai penggunaan bahasa dalam bentuk kalimat/kata di dalam cerita atau lagu. Pada usia dini mereka memaksimalkan proses pemahaman (comprehension). Jika mereka dapat ikut bernyanyi, bercerita, mengucapkan kata, dan menulis, semuanya merupakan hasil dari pemahaman itu.

 Anak prasekolah juga belum mampu langsung mengingat apa yang didengar atau dilihatnya. Itu sebab, kegiatan permainan bahasa asing pada anak harus berulang-ulang dan bervariasi. Pengajar (dalam hal ini orangtua) tidak perlu merasa bersalah kalau mengulang kegiatan bernyanyi lagu yang sama hingga 5 atau 6 kali. Anak tidak akan protes, kok. Mereka umumnya baru protes jika disuruh diam lebih dari 5—10 menit.

Melalui pembelajaran yang fun akan membuat anak tidak mempelajari (learning) tetapi memperoleh bahasa (acquiring) secara alami melalui bahasa yang digunakan di lingkungan dan permainan yang mereka sukai.