Belajar Bahasa Ibu Dulu, Bahasa Asing Kemudian

By Ipoel , Rabu, 11 September 2013 | 02:00 WIB
Belajar Bahasa Ibu Dulu, Bahasa Asing Kemudian (Ipoel )

 

BAHASA IBU TETAP NOMOR SATU

Rambu-rambu yang pertama berkaitan dengan kemampuan kognitif si prasekolah dalam hal menyerap informasi dan berkomunikasi/berbahasa, apakah sejauh ini ia sudah mengerti/memahami akan struktur bahasa ibu. Yang dimaksud bahasa ibu adalah bahasa asli, bahasa pertama yang dipelajari oleh seseorang.

Dalam wikipedia dijelaskan, kepandaian dalam bahasa ibu sangat penting untuk proses belajar berikutnya karena bahasa pertama ini dianggap sebagai dasar cara berpikir seseorang. Kepandaian yang kurang dari bahasa ibu sering kali membuat proses belajar bahasa lain menjadi sulit.

Nah, hal-hal itulah yang perlu dijawab orangtua sebelum memperkenalkan bahasa asing pada anak, demi menghindari kemungkinan ia mengalami bingung bahasa. Bingung bahasa pada anak 3—5 tahun juga bisa lantaran mereka belum memiliki kemampuan belajar/mengingat dengan baik.

Bila penambahan bahasa asing (melalui kursus atau sekolah bilingual) ini terus berlanjut atau bahkan dipaksakan, ia bisa semakin merasa terbebani. Belum lagi di lingkungan pergaulan sekitar rumah, umumnya menggunakan bahasa ibu. Dampak selanjutnya, bisa terjadi kegamangan/kekacauan dan kerancuan konsep berbahasa pada anak.

Contoh, ketika anak belajar membaca dan menulis huruf “p”, pengucapan/lafalnya dalam bahasa Indonesia adalah ‘pe’, sedangkan dalam bahasa Inggris adalah “pi”, dan seterusnya. Kebingungan konsep berbahasa karena campur aduk seperti ini, berpeluang membuat anak tidak dapat berbahasa dengan baik dan benar.

Ya, pada dasarnya sebagian besar anak prasekolah memang sudah paham akan bahasa ibu. Meski begitu perlu diingat, proses belajar anak adalah unik, sehingga dibutuhkan pendekatan dan waktu untuk dapat mengenalkan bahasa asing pada anak. Perhatikan dengan baik tahapan atau caranya agar tidak terjadi kebingungan/kegamangan seperti diutarakan tadi.