Cara Mudah Agar Anak Berhenti Ngedot

By Ipoel , Jumat, 8 April 2016 | 08:15 WIB
Cara Mudah Agar Anak Berhenti Ngedot (Ipoel )

Tabloid-Nakita.com - Si kecil masih ngedot? Tenang, kini ada cara mudah menghentikan kebiasaan ngedot anak. Lakukan dengan cara aman dan tidak membuat anak trauma.  Menghentikan kebiasaan mengedot secara tiba-tiba tentu bukan tindakan bijak. Si prasekolah bisa kecewa, marah, dan mengamuk. Tapi jangan khawatir, upaya menyapih di usia prasekolah tetap bisa dilakukan. Pun pada anak yang penyebabnya genetik, tetap bisa diajarkan pelan-pelan meninggalkan botol dotnya. Mulailah dengan meningkatkan kepadatan tekstur makanannya. Jangan sampai di usia prasekolah ini anak masih lebih suka makan yang lunak-lunak atau diblender lalu orangtua tetap meluluskan keinginannya terus menerus. Padahal seharusnya tetap ditingkatkan ke tahapan makan berikutnya yang bergradasi kepadatannya.

Baca juga: Sudah Gede kok Ngedot, Ini Ternyata Penyebabnya

Bila keterusan mengedot berawal dari pembiasaan orangtua, bujuklah anak sambil diberi pengertian. Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti anak. Contoh, “Kakak kan sudah besar sebentar lagi masuk sekolah. Jadi, kalau minum susu tidak pakai botol lagi, ya. Kan malu, sudah besar. Lagi pula gigi Kakak juga bisa cepat rusak kalau malam masih minum susu dari botol.” Pemahaman ini diberi  terus menerus dan konsisten sehingga anak mau mengubah kebiasaannya tersebut.

Bisa juga orangtua membuat kesepakatan bersama dengan si prasekolah. ”Adek, minum susunya sekarang belajar pakai gelas ya. Kalau pagi dan malam minumnya pakai gelas, dan siang masih boleh pakai botol.” Jadi, untuk menghentikannya dilakukan secara perlahan dan bertahap. Semakin lama penggunaan botolnya dikurangi hingga akhirnya anak akan terbiasa menggunakan gelas dan melupakan botolnya.

Baca juga: Cara mengatasi anak yang suka memainkan alat kelamin

Tetap ada kemungkinan ketika dimulai proses penyapihan di usia prasekolah ini anak akan rewel atau mungkin mengamuk. Berhasil tidaknya menanganinya bergantung pada tega tidaknya orangtua. Bila orangtuanya konsisten, tentu anak bisa diberi pemahaman. Apalagi kalau penghentian itu didasari oleh kesepakatan seperti yang dicontohkan di atas. Ingat ayah-ibu, konsisten di sini bukan berarti sampai memarahi anak.

Baca juga: Senang Minum Susu Sambil Tidur, Bagaimana Mengubahnya?

Pada beberapa kasus anak prasekolah yang rewel atau marah, sah-sah saja kalau orangtua memberikan stimulasi berupa hadiah/reward. “Kalau Adek bisa tidak minum dari botol lagi, Mama akan beri hadiah.” Paling baik merupakan hadiah yang disepakati bersama yang memang sedang dibutuhkan anak. Misalnya, tas sekolah/sepatu baru atau liburan kelak ke rumah nenek di luar kota. Tentunyaorangtua harus konsekuen dengan apa yang dikatakannya. Bila tujuannya tercapai, si prasekolahnya berhenti mengedot, hadiah bisa segera diberikan.