Ke Salon Dengan Mama

By Ipoel , Selasa, 18 Juni 2013 | 05:00 WIB
Ke Salon Dengan Mama (Ipoel )

Si prasekolah perlu memiliki waktu khusus dengan orangtuanya, yang dilakukan secara bergantian, bersama ayah atau bersama ibu. Mengapa? Dilihat dari sudut pandang perkembangan psikososial, di usia 4-5 tahun sedang terjadi proses identifikasi gender. Melalui kegiatan berdua (time for two/TFT), si prasekolah  dapat belajar mengenai peran atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh jendernya. Misalnya, anak perempuan belajar mengenai peran-peran perempuan melalui ibunya, dan anak laki-laki melalui ayahnya. Kegiatan ini akan banyak membantu anak dalam mengadopsi terjadinya peran-peran tersebut, sehingga nantinya akan membentuk identitas diri anak. Pun, lewat TFT, dapat terjalin kedekatan secara emosional. Orangtua dapat mengenal lebih dekat anaknya. Apalagi bagi orangtua yang bekerja dan memiliki waktu terbatas bersama anak. Saat berdua ini, anak bisa berbagi perasaan, pengalaman, baik di sekolah, di rumah, maupun bersama teman-temannya.

TFT bisa dilakukan di mana saja, sepanjang memungkinkan bagi ayah atau ibu untuk beraktivitas berdua saja dengan si prasekolah. Namun, kalau sudah ada adik di rumah, paling asyik ya keluar rumah. Kala ber-TFT sebaiknya hanya hal-hal menyenangkan yang terjadi, yaitu:

* Tak perlu ada waktu khusus kapan dan berapa lamanya. Sebab pemilihan waktu bisa beragam bergantung pada aktivitas yang hendak dilakukan bersama anak. Bisa saja TFT dilakukan setiap hari dalam waktu yang singkat. Contohnya, ketika orangtua membacakan cerita untuk anaknya sebelum tidur. Setelah selesai bercerita lalu dilanjutkan dengan berbagi pengalaman dan perasaan anak di hari itu. Bila ingin yang lebih istimewa, lakukan di akhir pekan dengan melakukan kesenangan bersama. Lakukan dengan santai, tidak terburu-buru.

* Kegiatan yang dilakukan bermanfaat dan sama-sama disukai anak dan orangtua. Misalnya gunting rambut di salon, cuci mobil, makan di restoran, berbelanja ke supermarket, mencari buku di toko buku.

* Bahan pembicaraan dan kegiatan jauh dari membosankan. Untuk menghindari kebosanan, sajikan kegiatan dan obrolan yang beragam. Jika anak tertarik pada mainan-mainan baru, cari tahu informasinya. Dengan begitu, anak akan bersemangat membahasnya bersama kita. Pokoknya, fokuskan pada hal-hal yang disukai anak.

Kapan pun, berikan kepada anak keleluasaan dalam mengemukakan ide, pendapat, maupun perasaannya. Dalam hal ini orangtua harus dapat memberi anak rangsangan-rangsangan yang menimbulkan rasa ingin tahu, serta  pengetahuan yang belum diketahui anak. Jika  anak merasa nyambung dengan orangtuanya, nilai-nilai dan sikap yang diharapkan dari si prasekolah dapat dengan mudah ditanamkan padanya. Hindari komunikasi searah yang hanya memberikan instruksi-instruksi, ataupun nasihat-nasihat dari sisi orangtua saja.

TFT bersama si prasekolah bisa dilaksanakan sambil melakukan kegiatan biasa seperti ke salon, ke bengkel, atau belanja mingguan.  Di sana, orangtua juga dapat mengajari nilai-nilai yang perlu dipelajari, seperti sopan santun dalam berinteraksi dengan orang lain yang ada di tempat tersebut, serta kesabaran dalam menjalani proses (kemampuan mengendalikan diri dan emosi). Nah, seperti apa detailnya?

* Salon

Bila menjadi pengalaman pertama si prasekolah, lakukan pre-conditioning dulu. Sebelum pergi atau selama dalam perjalanan orangtua dapat menjelaskan mengapa ibu atau ayah pergi ke salon, apa saja yang akan dijumpai di salon, kegiatan seperti apa yang akan dilakukan, serta apa yang akan dialami  si prasekolah di sana.  Contoh, “Kak, rambut Mama sudah panjang nih. Mama mau potong rambut ke salon. Kakak rambutnya juga sudah panjang. Yuk, kita potong rambut sama-sama. Nanti, sebelum rambut Kakak dipotong, Kakak dikeramas dulu oleh petugas di sana. Lalu Kakak duduk di depan kaca dan dipotong rambutnya. Setelah itu rambutmu akan dikeringkan pakai hair dryer.” Pilih salon yang melayani orang dewasa dan anak-anak.

* Bengkel

Umumnya, dilakukan ayah dengan anak laki-lakinya. Namun, alangkah baiknya jika  anak perempuan pun diajak ke bengkel dengan ayah atau ibu agar ia lebih menghargai kendaraan yang mengantarnya ke mana-mana. Saat mengajak si prasekolah ke bengkel pertimbangkan juga jenis perawatan kendaraan yang akan dilakukan. Jika servisnya berat dan makan waktu lama, sebaiknya jangan. Kalau cuma untuk urusan tune up ringan dan cuci mobil, bolehlah. Ceritakan lebih dulu seperti apa tempat yang akan dituju dan apa yang akan dilakukan di sana.

* Restoran