Q & A Si Prasekolah (1)

By Ipoel , Kamis, 4 April 2013 | 07:00 WIB
Q & A Si Prasekolah (1) (Ipoel )

Anak saya masih suka mengompol kala tidur malam, wajarkah di usianya ini?

Mengompol (enuresis) pada anak masih dikatakan normal sampai usia 5 tahun pada anak perempuan dan sampai usia 6 tahun pada laki-laki. Pada umur tersebut kadang-kadang anak masih mengompol. Yang perlu dicermati apakah ada gejala infeksi saluran kemih yang ditandai oleh nyeri saat berkemih, atau konsumsi minuman yang terlalu banyak saat sebelum tidur. Untuk mengetahui secara pasti apakah ada infeksi saluran kemih ibu dapat memeriksakan urine anak, selain itu perhatikan konsumsi minuman sebelum tidur malam. Bila hal tersebut tidak ditangani akan menyebabkan masalah selanjutnya.

Apakah dampaknya bagi anak usia prasekolah yang sering tidur larut malam?

Terdapat beberapa penyebab anak balita sering tidur larut malam, antara lain adalah kegiatan sebelum tidur yang justru menstimulasi kerja otak anak, seperti bermain berlebihan, menonton televisi, atau mendengarkan suara yang terlalu ribut. Penyebab lain adalah rasa lapar, makan malam dengan porsi besar, atau udara sekitar yang terlalu dingin atau terlalu panas.

Kebutuhan waktu tidur anak balita atau pola tidur-bangun anak balita berbeda antara satu dengan lainnya, sesuai dengan usia dan tingkat perkembangannya. Secara umum, anak balita membutuhkan waktu tidur malam sebanyak 8-12 jam. Dampaknya bila anak balita sering tidur larut malam adalah berkurangnya waktu kebutuhan tidur, yang dapat menyebabkan gangguan mood, perilaku, kognitif, gangguan tumbuh kembang, dan akhirnya gangguan kesehatan fisik.

Usaha yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk mengatasi anak balita yang sering tidur larut malam antara lain berusaha melakukan aktivitas yang menenangkan balita saat waktu tidur, seperti mendengarkan musik atau cerita yang tenang, atau makan kudapan kecil sebelum tidur. 

Bagaimana bila anak saya tidak suka minum susu lagi?

Anak prasekolah seharusnya sudah memiliki pola makan seperti orang dewasa, yaitu makanan padat atau makan makanan keluarga berisi nasi dan lauk pauk 3 kali sehari, disertai 2 kali pemberian snack berupa makanan kecil atau buah. Susu adalah salah satu sumber protein dan kalsium. Kandungan protein dan kalsium dapat diperoleh dari sumber makanan lain.

Anak saya sepertinya masih belum lancar dan jelas bicaranya. Seperti apakah perkembangan bicara anak usia balita?

Perkembangan kemampuan bahasa pada anak balita mempunyai tahapan yang berbeda. Pada saat usia 3-5 tahun perbendaharaan katanya sekitar 900-1000 kata. Anak sudah dapat merangkai kalimat-kalimat sederhana terdiri atas 2-3 kata untuk mendeskripsikan sesuatu atau dirinya sendiri, dan memahami  konsep abstrak seperti besar-kecil, jauh-dekat, sayang-benci, dan sebagainya. Di usia ini anak tengah banyak bertanya pula. Biasanya pertanyaannya sudah dimulai dengan kata ‘mengapa.’  

Kemampuan bahasa ini akan semakin berkembang sampai anak dapat bicara secara lancar. Patokan usia tersebut tidak bersifat mutlak, namun mempunyai rentang waktu. Stimulasi harus dilakukan secara berkesinambungan karena apabila anak tidak diberi rangsangan maka kemampuan berbahasanya tidak akan berkembang baik.  Dahulukan pengenalan satu bahasa utama (bahasa ibu) di rumah, selain bahasa-bahasa lain yang mungkin digunakan oleh orangtua atau pengasuh. Terapi wicara merupakan alternatif pemecahan masalah apabila anak memang terbukti memiliki keterlambatan bicara dibandingkan anak lain seusianya.