Bohong Fantasi

By Ipoel , Rabu, 13 Maret 2013 | 07:00 WIB
Bohong Fantasi (Ipoel )

Mengapa pada anak-anak usia prasekolah tumbuh dorongan untuk bercerita yang hebat-habat? Ada perasaan tak mau kalah yang kental hingga mereka lantas membual. Istilah yang tepat untuk menyebut tahapan perkembangan ini adalah bohong fantasi. Artinya anak mengatakan hal yang tidak sebenarnya dengan cenderung berkhayal atau berfantasi. Kedengarannya cerita mereka itu memang cukup “heboh” dibanding realitas sesungguhnya. Namun orangtua tidak perlu khawatir, kalau ditangani dengan benar, nanti akan hilang dengan sendirinya. 

Bohong fantasi menunjukkan bahwa si prasekolah masih rancu membedakan antara realitas dan fantasi. Wajar memang karena mulai usia batita proses imajinasi anak mengalami  kepesatan. Bahkan masa yang penuh imajinasi ini masih akan berlangsung hingga anak masuk sekolah dasar. Tak heran kalau anak prasekolah suka sekali cerita-cerita dongeng yang melambungkan fantasinya seperti Ben 10, Superman, dan Princess.

Apa yang diimajinasikan itu kemudian berimbas pada ceritanya. Itu sebabnya, cerita si anak di mata orang yang lebih besar terlihat tak masuk akal, ngaco, ngawur, aneh, dan sebagainya. Kemampuan berimajinasi yang tak terbatas yang dimiliki manusia memang dibutuhkan dalam proses belajar. Imajinasi juga sangat bermanfaat dalam penciptaan ide dan kreativitas yang membuat hidup manusia jadi lebih nyaman. Pun bagi anak-anak prasekolah, imajinasi membantunya memecahkan masalah dengan mencari ide solusi penyelesaian masalah.